Luka itu seperti hujan. Datangnya bertahap, kadang rintik, kadang deras. Sembuhnya juga begitu, perlahan, setetes demi setetes. Kalau hatimu terluka, nggak usah buru-buru sembuh. Rasa sakit itu hadir dengan tujuan: mengajarkan sesuatu. Kadang, yang kita butuhkan bukan pelarian, tapi keberanian untuk duduk bareng luka itu. Rasakan sakitnya, dengarkan ceritanya. Dari situ, kita mulai mengerti kenapa kita terluka. Sembuh bukan soal kembali menjadi dirimu yang dulu. Luka itu mengubah kita, mau nggak mau. Sembuh adalah tentang menerima perubahan itu. Tentang berdamai dengan bagian diri yang baru, meski bentuknya nggak sempurna lagi. Rasa sakit yang kamu alami adalah pengingat bahwa kamu masih hidup, masih manusia. Kita nggak perlu maksain diri untuk baik-baik aja. Nggak harus langsung utuh lagi. Hidup itu soal proses, dan luka adalah salah satu jalannya. Tiap bagian yang kamu sembuhkan adalah bukti kekuatanmu, meski sebelumnya kamu sempat hancur. Jadi, kasih waktu buat dirimu sendiri. Luka ...