Langsung ke konten utama

Menjadi Dewasa itu Melelahkan ya?

Dewasa itu bukan cuma soal umur, tapi soal bagaimana hidup mulai mengubah cara kita memandang dunia. Dulu, waktu sekolah, tiap hari terasa kayak petualangan seru. Sepulang sekolah, nongkrong bareng teman-teman, main bola di lapangan, dan ketawa-ketiwi tanpa beban. Semua itu kayak film komedi yang nggak ada habisnya. Lalu, masuk masa kuliah, kita mulai semangat ikut organisasi, demo sana-sini, ngerasa jadi agen perubahan. Idealismenya menggebu-gebu. Berdebat sampai larut malam di warung kopi, ngerasa suara kita bakal mengubah negeri ini.

Tapi sekarang? Semua keriangan itu berubah jadi rutinitas: kerja dari pagi sampai malam, pulang capek cuma pengen tidur, bangun lagi esok harinya. Weekend yang dulu penuh acara seru bareng teman, sekarang diisi ngurus cucian, bayar tagihan, atau ngajak anak jalan-jalan. Aktivisme yang dulu dibela mati-matian kini jadi kenangan masa muda, karena realitasnya, hidup nggak bisa sekadar berteriak “hidup rakyat!”

Menjadi dewasa bukan berarti kita nggak boleh bahagia, tapi kebahagiaan berubah bentuknya. Nggak lagi sekadar ketawa sama teman, tapi puas bisa bayar cicilan, lega bisa bikin anak tersenyum. Keriangan masa muda itu tetap indah buat dikenang, meski nggak bisa lagi diulang. Dan itu bukan berarti kita kehilangan semuanya—kita cuma berubah cara menikmati hidup.


Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...