Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dengan label Spiritualitas

Bukan Kendali Diri, Tapi Pemahaman dan Pengamatan

Kita tumbuh dalam lingkungan yang penuh dengan ajaran tentang pentingnya kontrol. Agama, filsafat, para guru, dan bahkan keluarga kita, semua mengajarkan bahwa mengendalikan pikiran, emosi, dan tindakan adalah kunci menuju kehidupan yang lebih baik. Kita diajarkan untuk menahan amarah, menekan kesedihan, dan mengendalikan ketakutan. Namun, di balik semua itu, pernahkah kita benar-benar bertanya: siapa yang mengontrol? Siapa sebenarnya sang pengendali? Pertanyaan ini jarang diajukan karena kita begitu sibuk berusaha mengendalikan segala hal. Dalam narasi hidup, kita percaya bahwa "aku" yang mengontrol adalah entitas nyata, bahwa kita bisa menundukkan segala ketidakpastian dan kekacauan dengan disiplin pikiran. Namun, jika kita berhenti sejenak dan mengamati lebih dalam, kita mulai melihat bahwa "aku" yang mengontrol itu hanyalah sebuah konstruksi pikiran, dibentuk oleh masa lalu, pengalaman, serta kondisi sosial. Ironisnya, semakin kita berusaha mengendalikan, semaki...

Percaya atau Mencari?

Banyak orang percaya, tapi mereka bukan pencari. Mereka merasa cukup dengan kepercayaannya, tanpa perlu bertanya lebih jauh. Ini adalah pilihan yang nyaman, tentu saja. Percaya berarti tidak perlu repot mencari, tidak perlu repot berpikir lebih dalam. Percaya adalah jalan pintas untuk menghindari pencarian yang sering kali penuh ketidakpastian dan keraguan. Kenapa begitu? Karena orang yang percaya sering kali ingin dibebaskan dari tanggung jawab mencari. Mereka ingin diselamatkan, ingin ada yang datang dan membereskan semuanya. Mereka berharap ada mesias, juru selamat yang akan mengurus semua persoalan hidup mereka. Tapi masalahnya, jika ada orang yang makan untukmu, apakah rasa laparmu akan hilang? Tentu saja tidak. Inilah yang sering kali kita lupakan. Tidak ada yang bisa menyelamatkan kita kecuali diri kita sendiri. Kita adalah kapten dari kapal kehidupan kita. Memang, jalan mencari itu berat dan penuh liku. Tapi itulah yang membuat kita benar-benar hidup dan berproses. Kita harus m...

Pikiran adalah Maut

Pernahkah kamu merasa terjebak dalam pikiranmu sendiri, seolah-olah pikiran-pikiran itu seperti rantai yang mengurungmu? Pikiran bisa menjadi maut—bukan dalam arti literal, tapi dalam cara mereka bisa menghancurkan kebebasan dan kedamaian batin kita.  Pikiran, dengan segala ingatan dan pengkondisiannya, sering kali menjadi penghalang bagi kita untuk benar-benar hidup. Mereka bisa menarik kita ke dalam masa lalu yang penuh penyesalan atau mendorong kita ke dalam kekhawatiran tentang masa depan. Pikiran adalah alat yang luar biasa jika dipakai dengan benar, tapi bisa berbahaya jika kita biarkan mengendalikan hidup kita.  Kita sering kali begitu terikat dengan pikiran kita, mempercayai bahwa apa yang kita pikirkan adalah realitas mutlak. Namun, pikiran sering terbentuk oleh ketakutan, keinginan, dan prasangka. Mereka bisa menciptakan ilusi yang memperkeruh pemahaman kita tentang diri sendiri dan dunia. Kebebasan sejati hanya bisa ditemukan dalam pemahaman total tentang pikiran da...

Osho dan Hidup Tanpa Tujuan

Osho punya pandangan yang agak beda soal hidup. Baginya, hidup tanpa tujuan itu bukan berarti hidup tanpa arah, tapi lebih ke hidup yang bebas dan dinikmati setiap momennya. “Tujuan itu hanya bikin hidup kita terbatas dan sering kali bikin kita gelisah,” kata Osho di bukunya, "Courage: The Joy of Living Dangerously". Dia percaya, kalau kita terlalu fokus sama tujuan, kita justru bakal kehilangan keindahan momen-momen kecil dalam hidup. Coba bayangin, kata Osho, kita ini kayak penjelajah yang lagi jalan-jalan di hutan. Kalau kita terlalu sibuk mikirin tujuan akhir, kita bisa aja melewatkan bunga liar yang indah atau burung-burung yang berkicau. Hidup itu, menurut Osho, adalah tentang menikmati setiap langkah perjalanan, bukan cuma ngebet sampai di garis finish.  “Gak usah terlalu khawatir sama tujuan,” katanya. Hidup ini lebih kaya dan bermakna kalau kita bisa terbuka sama segala kemungkinan dan kejutan yang datang. Jadi, Osho ngajarin kita buat hidup lebih santai, lebih mindf...

Menemukan Tuhan dalam Diri Sendiri

𝑻𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒊𝒂𝒏 𝒓𝒊𝒕𝒖𝒔 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒊𝒍, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒌𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒏𝒚𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂.— Goenawan Mohamad, "Percakapan di Sebuah Ruang Tunggu." Spiritualitas, bagi Goenawan Mohamad, adalah perjalanan yang tak terukur oleh aturan dan ritual. Ia melihat hubungan manusia dengan Tuhan bukan sebagai rantai dogma yang mengikat, tetapi sebagai ekspresi kebebasan pribadi yang mendalam dan intuitif. Di luar formalitas agama, spiritualitas menjadi ruang refleksi di mana manusia meraba-raba dalam kegelapan mencari secercah makna. Dalam setiap hembusan napas dan keheningan malam, Goenawan merasakan sentuhan yang tak kasat mata—sesuatu yang melampaui sekadar kata-kata doa atau ritus. Tuhan, dalam pandangannya, adalah entitas yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, melainkan hadir dalam pengalaman sehari-hari, dalam kesunyian pikiran dan kejernihan hati. Goenawan sering meruju...

Kemelekatan Diri

Pada saat kita dekat yang rutin dan mengalami ketergantungan dengan seseorang ataupun benda tertentu, maka akan muncul kemelekatan dalam diri kita. Kita tidak bisa lepas dari orang tersebut, sekalinya ingin lepas kita akan mengalami penderitaan dan kesedihan yang sulit untuk dihilangkan. Daya lekat ini menempel kepada hati atau pikiran kita yang untuk melepasnya butuh waktu yang tidak sebentar dan sakitnya yang bisa membuat kita mendramatisir keadannya. Jika akibatnya adalah sakit hati, kemelekatan menyebabkan penderitanya tidak ingin kehilangan dan berharap agar bisa dekat lagi seperti dulu. Tidak ada cara yang pasti untuk menghilangkan kemelekatan karena sejatinya setiap manusia punya yang namanya rasa memiliki sesuatu, ketika rasa memiliki itu begitu kuat, semakin kuat juga upaya untuk bisa lepas dari kemelakatan tersebut. Namun ketika rasa memilikinya rendah, kita akan lebih mudah untuk melepaskan sebab sadar kalau semua itu bukan milik kita dan bisa pergi begitu saja. Ada dua kend...

Jangan Mengejar Dunia Sampai Melupakan Akhirat

Awal mendengar dan membaca orang yang mengatakan dunia sementara dan akhirat selamanya, jadi ingat juga ungkapan jangan sampai mengejar dunia yang fana namun melupakan akhirat yang abadi. Banyak sekali ungkapan-ungkapan yang memotivasi orang untuk mengutamakan negeri akhirat atau minimal bisa menyeimbangkan dunianya baik dan akhiratnya juga baik. Kita hidup di dunia ini mau tidak mau akan lebih fokus kepada dunia yang sedang dijalani. Pada kenyataannya hidup kita di dunia ini adalah tempat tinggal yang sedang dipijak dan akhirat adalah tempat yang jauh di sana dimana kita sendiri tidak tahu seperti apa dan bagaimana kenyataannya. Daripada kita mengkhawatirkan kehidupan di akhirat nanti, lebih baik menjadikan dunia dan akhirat ini sebagai kesatuan yang membuat kita berlomba-lomba dalam melakukan kebaikan. Kekhawatiran mengenai negeri akhirat sebaiknya kita alihkan dengan melakukan yang terbaik di dunia ini. Berbuat baik ini bisa dengan melakukan kebaikan terus menerus kepada orang lain...

Sisi Lain Inner Child yang Jarang Diekspresikan dengan Tepat

Bertemu langsung dengan inner child ini saya dapatkan ketika mengikuti kelas zen di puncak Bogor. Awalnya saya kira diberikan terapi atau latihan meditasi agar inner child ini diselesaikan hingga tuntas, namun inner child diberikan tempat untuk diekspresikan dengan cara yang menyenangkan. Tidak seperti dikenal oleh kebanyakan orang bahwa inner child dianggap sebagai trauma masa kecil sehingga mempengaruhi ketika masuk di usia dewasa kita menjadi orang yang bermasalah, kita sering diberitahu bagi yang punya masalah kesehatan mental yang diterapi adalah inner childnya. Inner child adalah sifat kekanak-kanakan yang dimiliki pada diri seseorang. Di sini kita seringkali tidak memberikan waktu dan tempat khusus untuk diekspresikan secara tepat. Dalam latihan ini kami diajak melakukan permainan yang pernah kita lakukan di masa kanak-kanak. Kita mengeluarkan sifat kekanak-kanakan yang riang gembira, terkadang jahil dan nakal, berlarian ke sana ke mari, senang lompat-lompatan, teriak keras, men...

Homo Religiosus

Manusia sebagai homo religiosus memiliki kecenderungan fitrahnya sebagai makhluk beragama. Dengan beragama manusia diharapkan memahami dan menerima ajaran kebaikan yang bersumber dari agama. Agama sebagai ajaran kebaikan hadir untuk mengajak umatnya melakukan kebaikan dan manfaat kepada dirinya sendiri dan juga orang lain. Mereka yang menolak agama (agnostik) bukan karena menolak kebaikan yang ada di agama, namun kebencian mereka muncul dari pengalaman traumatis atas agama.  Begitupun mereka yang menolak tuhan (ateis), dirinya merasakan ketidakadilan atas peran Tuhan dalam hidupnya. Sehingga Tuhan sebagai sosok otoritas tertinggi dinilai tidak perlu ada dan cukup dirinya yang mengupayakan segalanya. Mereka yang agnostik dan ateis ini lahir dari rahim rasa kekecewaan, kebencian, trauma dan kemarahan. Padahal keberadaan agama dan Tuhan bukan untuk ditolak, melainkan diterima apa adanya. Kita sadar bahwa penolakan terhadap agama dan Tuhan adalah tindakan percuma, sebab agama dan Tuhan...

Hijrah dan Unhijrah Sama saja, Jika Outputnya Merasa Paling dan Menyebalkan

Pada saat menulis buku ngerasa paling hijrah dan suka nyebelin, memang berdasarkan pengalaman, sudut pandang, konflik, saran, kritik, dan interaksi saya dengan fenomena hijrah. Ini pun berlaku dengan kondisi sebaliknya, pada saat pasca hijrah di mana seseorang mengalami fase pencerahan karena merasa suwung, wahdatul wujud, hakikat makrifat, mendapatkan kesadaran tertinggi, tercerahkan, pengalaman puncak spiritualitas. Bagi saya pada saat mereka ngerasa paling dan nyebelin, sebenarnya mereka hanya berganti baju dan tetap melakukan pola tindakan yang sama. Tidak ada yang berubah dari tindakan dan kesadarannya, mereka hanya orang yang tengil dan menyebalkan dengan baju identitas yang berbeda saja. Hijrah itu baik karena dekat dengan ajaran agama yang penuh kebaikan, begitu pun dengan jalan spiritual yang isinya kebaikan juga. Kita tidak sedang memperdebatkan kebaikannya, namun kita sedang menanggapi output tindakan dan kebermanfaatannya.

Spiritualitas Tanpa Tuhan dan Agama

Mereka yang mengaku belajar jalan spiritual akan menemui banyak hal yang menarik dalam hidupnya, terlepas mereka menggunakan Tuhan dan agama ataupun yang tidak sama sekali. Sebab penentu keindahan perjalanan spiritual bukan dari apa yang dia miliki, melainkan dari sesuatu yang tidak dia miliki dan tidak mengetahui apa-apa atasnya. Dengan kata lain spiritualitas yang sedang kita jalani ini tidak ada titik namun semua koma. Tidak ada benar dan salah, yang ada ketepatan dan kecocokan setiap individu yang menjalaninya masing-masing. Tidak bisa disamakan jalan setiap pejalan spiritual. Mereka yang menemukan keindahan jalan spiritual melalui agama akan asyik masyuk dalam kekaguman mereka terhadap Tuhan dan sang Nabi. Di dalamnya banyak sekali fenomena rohani yang mirip-mirip dengan mereka yang menjalani laku spiritual tanpa Tuhan dan agama. Mungkin perbedaannya ada pada nama, istilah dan tradisi yang ada di dalamnya, selebihnya mungkin bisa sama saja. Mengenai ketepatan dan kecocokan ini dis...

Tuhan Tanpa Teologi

Tuhan sebagai diksi yang tidak akan pernah habis dibahas oleh umat manusia karena itu kehadiran teologi adalah untuk membahas wacana nalar menegani Tuhan, agama dan spiritualitas. Teologi berasal dari bahasa Yunani, theo dan logos. Kata Theo memiliki arti yang ilahi atau Tuhan, sedangkan kata logos berarti ide, gagasan, ilmu atau diskursus. Teologi juga sebagai ilmu yang mempelajari segala sesuatu tentang Tuhan dan keyakinan beragama . Dengan pemahaman di atas berarti Tuhan hampir tidak bisa dipisahkan dari ranah bahasan teologi, begitupun dengan bahasan mengenai agama. Tuhan dan agama merupakan dua hal yang berkaitan satu sama lain, Tuhan diinterpretasikan menciptakan agama melalui sang utusan dan agama sebagai lembaga yang menaungi ajaran sang utusan Tuhan. Apakah bisa Tuhan dipisahkan tanpa teologi? Menurut saya tidak bisa sebab Tuhan dan teologi merupakan satu koin dengan mata koin yang berbeda. Teologi yang sejak awal kemunculanannya menelaah mengenai hubungan manusia dengan Tuhan...

Tuhan Ada atau Tidak Ada

Mereka yang menyatakan Tuhan itu tidak ada, sama seperti yang menyatakan Tuhan itu ada.  Mereka yang meyakini Tuhan itu ada, menolak keberadaan Tuhan yang lain. Mereka yang menyatakan Tuhan tidak ada, menolak keberadaan Tuhan itu ada. Sama-sama menolak keberadaan dan sedang berupaya menjelaskan entitas yang sebenarnya tidak diketahuinya dengan memberikan dalil dari kitab suci atau melalui logika akalnya. Keduanya tidak memberikan fakta maupun data, namun mereka sedang memberikan opininya berdasarkan rujukan yang diyakininya.

Hanya Agama Islam yang Paling Benar

Pada dasarnya setiap golongan suka mengunggulkan golongannya sendiri dan merendahkan golongan yang lainnya. Golongan yang unggul dirinya merasa lebih tinggi dan secara otomatis akan mudah merendahkan golongan lain yang ada di bawahnya.  Ketika saya menganggap agama islam yang paling benar, sudah pasti agama yang lain dianggap salah. Yang melatarbelakangi anggapan salah ini adalah salah dalam keyakinan agama islam, bukan menggunakan keyakinan agama kristen. Di sisi lain agama kristen menganggap agamanya paling benar dan ini hanya menurut agama kristen saja, bagi agama lain dianggap salah. Nah sekarang bagaimana kalau begini, saya yakin agama islam yang paling benar dan boleh saja kalau ada agama lain yang menganggap agamanya paling benar menurut keyakinan agamanya masing-masing.  Dengan pemahaman ini kita akan lebih lentur dalam berkeyakinan dan bertoleransi dalam moderasi antar umat beragama. Tanpa kehilangan keyakinan iman bahwa islam sebagai agama yang paling benar dan tidak...

Tidak Memberikan Label kepada Emosi

Emosi yang muncul dalam diri manusia akan diterjemahkan oleh pikiran dan dianggap sebagai kenyataan. Munculnya emosi merupakan respon dari otak area amigdala. Amigdala adalah area otak yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan dan mengendalikan emosi.  Manusia juga merespon emosi hasil dari reaksi hormonal. Hormon dopamin muncul ketika kenyamanan, motivasi, kecanduan. Hormon serotonin untuk mengatur suasana hati, tidur dan nafsu makan.  Dengan tahu bahwa emosi ini akan selalu ada dalam diri manusia, berarti tidak dapat menghilangkannya selama pikiran kita aktif, nah kalau pikiran non aktif sejenak dengan latihan tertentu apakah mungkin emosi juga berhenti sejenak. Menurut saya mungkin saja, selama latihan tersebut bukan latihan yang menguatkan pikiran, melainkan pikiran diletakkan sejenak dan di sana akan terjadi lompatan kesadaran yang membuat emosi menjadi netral di titik nol. Latihan yang menguatkan pikiran seperti hipnosis yang berpusat pada kekuatan kata-kata yang dimas...

Bebas dari Kesesatan

Ini merupakan judul dari buku karangan Imam Al Ghazali, Bebas dari Kesesatan. Saya coba mengkajinya dan memberikan pemaknaan sesuai dengan yang saya rangkum dan saya dapat uraikan dalam tulisan ini. Dalam bab pendahuluan, penulis Imam Al Ghazali menceritakan kerisauannya mengenai peristiwa yang dia alami dalam menyarikan kebenaran dari kekacauan berbagai golongan, dengan berbagai jalan dan cara yang berbeda-beda, tentang pendakian dari jurang taklid menuju arena pemahaman yang berani dia lakukan. Kegelisahan penulis mengenai apakah pengetahuan yang meyakinkan itu? apakah pengetahuan inderawi dapat kita percaya? apakah pengetahuan rasional adalah pengetahuan tertinggi? adakah pengetahuan di atas akal? apakah filsafat ditolak oleh seorang muslim? bagaimanakah pengetahuan kenabian dan wahyu? dari pertanyaan inilah penulis melakukan kajian nya dalam buku bebas dari kesesatan. Ada 4 golongan yang di bahas, di mana pada masanya golongan golongan pemikirian tersebut sedang ramai mengalami ...

Struktur Pertolongan Allah

Sebelumnya, disini sudah ada yang pernah mendapatkan pertolongan Allah? Bagi yang sudah, dapatkah mengingat kembali kemudian membuat strukturnya agar nanti mudah untuk ditiru sehingga dapat di aplikasikan kepada banyak orang? Bagi saya ini semua, bullshit! Logika mana yang bisa membuat orang mendapat pertolongan Allah secara pasti, di jamin garansi 100% berhasil? Tidak ada yang pasti, semuanya masih kemungkinan. Plis, kalau ngiklan dan jualan jangan pakai acara berbohong agar laku, laris manis, banyak yang beli. Begini deh, mikir aja! Jika ada struktur pertolongan Allah dalam bentuk kekayaan harta, sehingga dapat melunasi semua hutang dan kaya mendadak. Coba adakan pelatihan menjadi kaya raya, gratis kepada masyarakat fakir dan miskin? Agar Indonesia berdaya, makmur sejahtera. Lha wong udah tau formula dan strukturnya menjadi kaya raya. Lumayan bukan, bisa menghilangkan kemiskinan bangsa Indonesia. Terkadang, otak waras kita hilang jika berurusan dengan keserakahan menjadi kaya r...

Memelihara Ingatan Dalam Ingatan

Di dalam buku Ustadz Arifin Ilham saya pernah membaca bahwa dzikir berasal dari akar kata dzakaro, yang artinya mengingat dalam ingatan. Dalam perjalanan saya menuju kantor, di motor saya berfikir, untuk mengingat dalam ingatan ini lho kok yang ingat malah silih bergantinya slide-slide pikiran. Sehingga selama perjalanan saya tidak dapat menikmati berkendaraan, melihat lingkungan sekitar, menyapa udara dan mensyukuri tiap helaan nafas. Saya tidak sadar dan hadir selama berkendaraan, pikiran melantur ke sana dan kemar. Kembali kepada definisi dzikir, mengingat dalam ingatan. Jika yang di ingat adalah Allah, maka Allah yang mengisi ingatannya. Sedangkan apabila harta, tahta dan cinta yang di ingatnya, maka ingatan tersebut yang mengambil alih. Untuk dapat istiqomah (konstan) mengingat dalam ingatan (dzikir) hanya kepada Allah saja, butuh usaha yang kuat dan hati yang mantap. Berada dalam pengawasan diri yang selalu ingat kepada Allah, lalai sedikit langsung kembali ingat kepadaNya. ...

Takut Mati

Kemarin beberapa teman saya, mensharekan seorang tokoh yang meninggal, karena jasa nya yang begitu besar, begitu banyak yang datang untuk melayat dan menyolatkan jenazahnya. Teringat dengan hal ini pikiran saya membawa kepada ingatan, jika kamu meninggal tidak perlu ditangisi tapi seharusnya berbahagia karena sudah selesai di kehidupan fisik dan melanjutkannya perjalanan berikutnya. Tidak perlu juga di hadiri oleh banyak orang, ingatlah saat kamu kembali itu perjalananmu sendiri. Jadi tidak perlu di tangisi dan di hadiri banyak orang. Berbahagialah, selamat melanjutkan perjalanan selanjutnya. Kematian. Tiap orang yang bernafas pasti mati. Kullu nafsin dzaiqotul maut. Masalah terbesar dari kematian mengenai bagaimana pembalasan di akhirat nanti dan proses matinya seperti apa. Ketakutan yang menghantui perjalanan hidup manusia. Pertanyaan tersebut tentu tidak bisa di jawab. Karena keduanya masih misteri. Yang bisa kita lakukan yakni melakukan yang terbaik dalam kehidupan. Selebihnya b...

Wahai Masalah, kamu itu kecil. Karena Aku Punya Allah yang Maha Besar

Membandingkan Allah dan masalah, bukanlah prihal yang sebanding. Masalah merupakan irama kehidupan yang akan selalu ada sedangkan Allah bukanlah tempat untuk dimintai bantuan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Mengapa demikian, sebab tugas Allah bukan untuk menyelesaikan masalah hidup anda. Allah tidak memiliki tugas khusus apapun, Dia maha hidup dan berdiri sendiri. Dia ada bukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang anda alami. Lalu bagaimana menyelesaikan masalah yang ada, itu merupakan tugas anda untuk menghadapi sekaligus menyelesaikan nya sendiri. Bertanggung jawab atas resiko logis hidup di dunia ini yang pasti selalu ada masalah.  Kalau sudah bertanggung jawab, tentu sudah tidak lagi banyak menyalahkan orang lain dan menyerahkan bantuan masalah ini kepada selain dirinya. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Allah yang maha besar, Dia maha besar dari apapun dan tidak bisa di sebandingkan oleh apapun yang masih bisa terjangkau oleh pikiran manusia. Dia maha suci...