Langsung ke konten utama

Bahagia Itu Tidak Sederhana

Bahagia, sering disebut sebagai sesuatu yang sederhana. Namun, sebenarnya, apakah benar sesederhana itu? Bahagia selalu digambarkan sebagai sebuah kondisi yang mudah diraih, sebuah perasaan yang datang tanpa syarat. Tetapi kenyataannya, kebahagiaan adalah teka-teki yang rumit. Kita mengejarnya seolah ia hanya selangkah di depan, namun semakin dikejar, semakin jauh ia menjauh.

Kita berusaha meraih bahagia dengan mengumpulkan segala hal yang kita anggap bisa memberikannya: materi, cinta, pencapaian. Namun, begitu semua itu terkumpul, kita menyadari ada ruang kosong yang tak bisa diisi. Bahagia, seperti bayangan di cermin, tampak nyata namun tak bisa disentuh. Dalam pencarian itu, kita mungkin sesekali menemukannya, dalam tawa atau momen singkat. Tetapi ia segera menghilang, digantikan oleh keresahan baru. Bahagia tidak permanen, ia berubah, mengalir bersama waktu, tak pernah menetap.

Mungkin itulah kenyataannya: bahagia tidak pernah dimaksudkan untuk kita genggam selamanya. Ia datang sebagai tamu, memberi kita jeda dari absurditas hidup, namun tidak pernah benar-benar tinggal. Kita ingin percaya bahwa bahagia itu sederhana, namun barangkali, dalam ketidaksederhanaannya itulah kebahagiaan mendapatkan maknanya—sesuatu yang hanya kita sentuh, tapi tidak pernah kita miliki sepenuhnya.


Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...