Politik itu ibarat panggung sandiwara. Tidak ada kawan dan lawan yang abadi, yang ada hanya peluang dan kesempatan. Di balik senyuman dan pelukan hangat, tersimpan ambisi dan strategi yang siap berputar arah kapan saja.
Contohnya, kemarin mereka musuh bebuyutan, saling sindir di media, tapi hari ini duduk satu meja, makan bersama sambil berunding. Begitulah politik, tempat di mana segala sesuatu bisa berubah dengan cepat, tergantung pada kepentingan dan keuntungan yang bisa diraih.
Ari Dwipayana, seorang pakar politik ternama di Indonesia, pernah berkata, "Politik adalah seni kemungkinan." Ini berarti, di dunia politik, yang penting bukan siapa teman atau musuhmu, melainkan bagaimana kamu bisa memanfaatkan setiap momen untuk mencapai tujuan.
Kawan hari ini bisa jadi lawan besok, begitu juga sebaliknya. Semua itu tergantung pada peluang yang ada di depan mata. Ketika ada kesempatan untuk meraih kekuasaan atau mendapatkan keuntungan tertentu, orang-orang di dunia politik tidak akan ragu untuk berbalik arah.
Lihat saja berbagai koalisi dan aliansi yang berubah setiap saat menjelang pemilu. Mereka yang dulunya saling menyerang, tiba-tiba bisa menjadi sekutu erat demi mencapai tujuan bersama. Ini bukan soal prinsip, melainkan soal peluang.
Politik adalah permainan di mana fleksibilitas dan adaptabilitas menjadi kunci. Tidak ada yang benar-benar tetap di sini, kecuali satu hal: ambisi untuk menang. Maka, jangan terkejut jika suatu hari melihat musuh politikmu menjadi teman akrab, karena di dalam politik, segala sesuatu mungkin terjadi.
Komentar
Posting Komentar