J. Krishnamurti dalam "Buku Kehidupan" mengajak kita bertanya, apakah semangat kita tergantung pada keyakinan? Kita sering merasa antusias terhadap konser, olahraga, atau jalan-jalan. Tapi Krishnamurti menanyakan, apakah antusiasme ini cuma sementara? Kalau semangat kita bergantung pada hal-hal yang terus berubah, adakah energi yang bisa berdiri sendiri tanpa itu semua?
Menurut Krishnamurti, kita sering memakai keyakinan untuk merasa bersemangat. “Kita butuh keyakinan untuk menghindari kenyataan yang tidak kita sukai,” katanya. Jadi, keyakinan itu jadi semacam pelarian dari fakta-fakta hidup yang nggak nyaman atau menyakitkan. Tapi, apakah kita benar-benar perlu keyakinan itu? Katanya, kita nggak perlu keyakinan untuk menerima kenyataan seperti matahari, gunung, atau sungai. Itu semua fakta nyata yang nggak bisa dibantah.
Krishnamurti menantang kita untuk berpikir ulang, kenapa kita sering butuh keyakinan yang sebenarnya cuma untuk menghindari kenyataan. Menurutnya, kita sering menciptakan ilusi menenangkan daripada menghadapi realitas yang mungkin nggak enak. Ia bilang, kita nggak perlu lari dari kenyataan dengan keyakinan yang menipu.
Lewat pemikiran ini, Krishnamurti ngajak kita mencari kekuatan dari kenyataan yang ada, bukan dari keyakinan yang cuma buat menghindar. Dia mau kita punya semangat dari pengertian dan penerimaan akan kenyataan, bukan dari keyakinan yang sebenarnya menjauhkan kita dari kebenaran. Jadi, dia ngajak kita untuk bangun semangat yang lebih asli dan nggak gampang goyah.
Komentar
Posting Komentar