Katanya, Tuhan itu tidak bisa diserupakan oleh apapun. Tidak ada gambar, bentuk, suara, rasa, bahkan konsep yang bisa mewakilinya. Tapi kalau benar begitu, bukankah artinya Tuhan justru tidak ada? Karena dalam pengalaman manusia, hanya yang tidak ada lah yang tidak bisa diserupakan sama sekali. Kita bisa membayangkan segalanya—bahkan yang belum pernah kita lihat—tapi ketika diminta membayangkan Tuhan yang benar-benar "tak menyerupai apapun", pikiran kita kosong.
Dalam logika filsafat, segala yang eksis bisa dikenali, dibedakan, dan diberi ciri, walau sekadar abstraksi. Tapi kalau Tuhan tak bisa dipegang oleh rasio, tak bisa diindra, tak bisa digambarkan, lalu bagaimana kita tahu Ia ada? Bukankah dalam relasi manusia, pengenalan adalah fondasi keberadaan?
Oke, mungkin akan ada yang bilang, “Tuhan itu bukan objek yang bisa dikenali, Ia itu misteri.” Tapi bukankah terlalu mudah melemparkan segala yang tak bisa dijelaskan ke dalam kotak "misteri"? Osho pernah bilang, “Tuhan bukanlah seseorang yang bisa kamu temukan, Tuhan adalah keadaan kesadaran.” Sedangkan Krishnamurti bilang, “Kebenaran adalah tanah tanpa jalan.” Jadi, mungkin Tuhan itu bukan sosok, tapi pengalaman.
Kalau begitu, apakah kita benar-benar menyembah Tuhan, atau hanya menyembah ide kita tentang Tuhan? Kalau ide itu diciptakan oleh pikiran kita, lalu siapa yang sebenarnya kita sembah?
Mungkin kita tidak menyembah Tuhan, tapi rasa takut kita sendiri. Dan Tuhan—yang katanya tak bisa diserupakan oleh apapun—barangkali hanya bayangan kosong yang kita isi dengan harapan-harapan manusia.
Komentar
Posting Komentar