Pernah nggak, kamu tiba-tiba marah banget padahal sebelumnya baik-baik aja? Atau nangis sesenggukan hanya karena komentar kecil dari orang lain? Nah, itu bisa jadi karena salah satu bagian dirimu—yang disebut ego state—muncul ke permukaan dan mengambil alih.
Dalam teori Transactional Analysis oleh Eric Berne, ego state adalah kondisi psikologis kita yang terbagi dalam tiga bagian utama: Parent (orangtua), Adult (dewasa), dan Child (anak-anak). Tapi makin ke sini, konsep ini berkembang. Banyak psikolog sepakat bahwa diri kita terdiri dari banyak sub-personality—ada “aku yang marah,” “aku yang benci,” “aku yang takut,” sampai “aku yang penurut.” Semua ini bisa muncul bergantian tergantung situasi dan kondisi.
Misalnya, saat seseorang mengkritikmu, bisa jadi bagian “aku yang pernah disalahkan waktu kecil” langsung aktif dan bikin kamu defensif atau marah besar. Yang repot, bagian ini kadang muncul secara otomatis tanpa kamu sadari. Itulah kenapa disebut uncontrolled ego state—bagian diri yang sulit dikendalikan, tapi sangat aktif jika terpicu.
Psikolog modern seperti Richard Schwartz (pencetus Internal Family Systems) percaya bahwa mengenali bagian-bagian ini penting agar kita nggak dikuasai satu bagian saja. Solusinya? Latihan mindfulness, terapi inner child, dan dialog dengan diri sendiri bisa bantu kamu akrab dengan tiap “aku” yang tinggal di dalam dirimu.
Karena pada akhirnya, yang bikin kita berantakan bukan dunia luar, tapi bagian dalam diri kita yang nggak kita kenali. Kenali mereka, ajak bicara, dan berdamailah.
Komentar
Posting Komentar