Langsung ke konten utama

Kalau Belum Bisa Let It Go, Cobain Let It Be dulu deh

Kita sering dikejar-kejar kata “let it go.” Disuruh cepat move on, disuruh melepaskan yang bikin sakit, diminta melupakan yang menyakitkan. Tapi kenyataannya, nggak semua hal bisa langsung kita lepas begitu aja. Ada luka yang masih hangat, ada rindu yang masih mengendap, dan ada kenangan yang menolak pergi. Di titik inilah kita bisa memilih satu sikap sederhana: let it be.

Membiarkan bukan berarti menyerah. Let it be itu bentuk penerimaan bahwa belum semua hal harus selesai sekarang juga. Kadang kita butuh waktu untuk paham kenapa kita sedih, marah, atau kecewa. Haemin Sunim pernah bilang, “Tidak apa-apa jika kamu belum bisa melepaskan. Duduklah bersama rasa itu. Dengarkan ia.” Karena rasa yang belum selesai, tak bisa dipaksa selesai.

Najwa Zebian juga menulis bahwa perasaan itu bukan untuk disapu bersih, tapi untuk dipeluk sampai reda. Jadi kalau belum sanggup let it go, biarkan dulu ia ada. Let it be. Biarkan ia hadir, kita amati, kita pahami. Sampai suatu hari, ketika hati sudah cukup kuat, mungkin saat itu melepaskan bukan lagi hal yang menyakitkan.

Karena kadang, yang kita butuh bukan jawaban, tapi waktu. Bukan saran, tapi ruang. Maka, kalau belum bisa melepaskan, cukup izinkan ia tinggal sejenak. Let it be, sampai kita siap benar-benar let it go.


Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...