Langsung ke konten utama

Menelusuri Keinginan

Mengendalikan keinginan adalah kunci untuk menemukan kedamaian batin, dan Ki Ageng Suryamentaram, seorang filsuf Jawa terkemuka, menyodorkan cara inovatif untuk melakukannya melalui konsep nyawang karep. Inti dari ajaran ini adalah pengamatan netral terhadap keinginan, di mana seseorang memandang keinginan sebagai entitas terpisah, bukan sebagai pengendali hidupnya.

Ki Ageng menjelaskan dalam Pangajaran Kawruh Jiwa bahwa dengan “nyawang,” kita berdiri di luar lingkaran keinginan kita. “Ketika kita nyawang, kita melihat keinginan sebagai sesuatu yang terpisah,” tulisnya, mendorong kita untuk menjadi pengamat yang tenang. Pandangan ini membantu kita mengerti bahwa keinginan adalah bagian dari pengalaman manusia, namun tidak seharusnya mendominasi kehidupan kita.

Dalam praktiknya, nyawang karep mengajarkan kita untuk menghadapi dorongan batin dengan rasa ingin tahu dan tanpa keterikatan. Ki Ageng meyakini bahwa dengan demikian, kita bisa meraih kebijaksanaan sejati. Ia menegaskan bahwa “kebahagiaan tidak datang dari pemenuhan keinginan, tetapi dari pengertian akan sifat sementara keinginan itu sendiri.” Ini berarti kebahagiaan sejati berasal dari pemahaman bahwa keinginan adalah sifat sementara yang dapat dilihat dengan jarak emosional.

Pentingnya nyawang karep terletak pada kemampuannya untuk membebaskan kita dari ilusi yang dihasilkan oleh nafsu dan ambisi. Dengan mengamati keinginan tanpa ikatan emosional, kita bisa mencapai ketenangan batin yang mendalam. Ki Ageng menekankan bahwa memahami keinginan kita dengan cara ini membantu kita menemukan keseimbangan dan harmoni dalam kehidupan.

Dalam perjalanan hidup yang dipenuhi oleh berbagai aspirasi, ajaran Ki Ageng Suryamentaram tentang nyawang karep menawarkan perspektif yang menyejukkan. Dengan mengadopsi metode ini, kita diajak untuk menyelami diri kita sendiri, menemukan harmoni dalam keberjarakan dari keinginan, dan menjalani hidup dengan pandangan yang lebih jernih dan seimbang. Ki Ageng memberi kita alat untuk hidup lebih bijak dan lebih tenang, dengan mengundang kita untuk menjadi pengamat dari keinginan kita sendiri.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...