𝑻𝒖𝒉𝒂𝒏 𝒕𝒂𝒌 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒅𝒂 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒓𝒂𝒏𝒈𝒌𝒂𝒊𝒂𝒏 𝒓𝒊𝒕𝒖𝒔 𝒂𝒕𝒂𝒖 𝒅𝒂𝒍𝒊𝒍, 𝒕𝒂𝒑𝒊 𝒅𝒂𝒍𝒂𝒎 𝒑𝒆𝒓𝒄𝒂𝒌𝒂𝒑𝒂𝒏 𝒔𝒖𝒏𝒚𝒊 𝒅𝒂𝒏 𝒉𝒆𝒏𝒊𝒏𝒈 𝒑𝒆𝒏𝒄𝒂𝒓𝒊𝒂𝒏 𝒎𝒂𝒏𝒖𝒔𝒊𝒂.— Goenawan Mohamad, "Percakapan di Sebuah Ruang Tunggu."
Spiritualitas, bagi Goenawan Mohamad, adalah perjalanan yang tak terukur oleh aturan dan ritual. Ia melihat hubungan manusia dengan Tuhan bukan sebagai rantai dogma yang mengikat, tetapi sebagai ekspresi kebebasan pribadi yang mendalam dan intuitif. Di luar formalitas agama, spiritualitas menjadi ruang refleksi di mana manusia meraba-raba dalam kegelapan mencari secercah makna.
Dalam setiap hembusan napas dan keheningan malam, Goenawan merasakan sentuhan yang tak kasat mata—sesuatu yang melampaui sekadar kata-kata doa atau ritus. Tuhan, dalam pandangannya, adalah entitas yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, melainkan hadir dalam pengalaman sehari-hari, dalam kesunyian pikiran dan kejernihan hati.
Goenawan sering merujuk pada pengalaman pribadi sebagai jendela menuju yang transenden. Ia mendorong kita untuk melihat Tuhan dalam keheningan introspeksi, di mana tidak ada kebisingan ritual atau otoritas yang mendikte. Spiritualitas menjadi perjalanan yang intim dan pribadi, sebuah dialog batin yang terus berlanjut tanpa batasan formalitas.
Bagi Goenawan, esensi spiritualitas adalah kebebasan untuk mencari, merasakan, dan menemukan Tuhan dalam diri sendiri—sebuah perjalanan yang melampaui batas-batas agama dan memasuki kedalaman jiwa yang autentik dan murni. Dalam ruang ini, manusia tidak terikat oleh definisi tetapi dibebaskan untuk mengalami keberadaan dalam bentuk yang paling sejati.
Komentar
Posting Komentar