Langsung ke konten utama

Menemukan Tuhan dalam Diri Sendiri

𝑻𝒖𝒉𝒂𝒏 π’•π’‚π’Œ 𝒃𝒆𝒓𝒂𝒅𝒂 π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’“π’‚π’π’ˆπ’Œπ’‚π’Šπ’‚π’ π’“π’Šπ’•π’–π’” 𝒂𝒕𝒂𝒖 π’…π’‚π’π’Šπ’, π’•π’‚π’‘π’Š π’…π’‚π’π’‚π’Ž π’‘π’†π’“π’„π’‚π’Œπ’‚π’‘π’‚π’ π’”π’–π’π’šπ’Š 𝒅𝒂𝒏 π’‰π’†π’π’Šπ’π’ˆ π’‘π’†π’π’„π’‚π’“π’Šπ’‚π’ π’Žπ’‚π’π’–π’”π’Šπ’‚.β€” Goenawan Mohamad, "Percakapan di Sebuah Ruang Tunggu."

Spiritualitas, bagi Goenawan Mohamad, adalah perjalanan yang tak terukur oleh aturan dan ritual. Ia melihat hubungan manusia dengan Tuhan bukan sebagai rantai dogma yang mengikat, tetapi sebagai ekspresi kebebasan pribadi yang mendalam dan intuitif. Di luar formalitas agama, spiritualitas menjadi ruang refleksi di mana manusia meraba-raba dalam kegelapan mencari secercah makna.

Dalam setiap hembusan napas dan keheningan malam, Goenawan merasakan sentuhan yang tak kasat mataβ€”sesuatu yang melampaui sekadar kata-kata doa atau ritus. Tuhan, dalam pandangannya, adalah entitas yang tidak dibatasi oleh waktu dan tempat, melainkan hadir dalam pengalaman sehari-hari, dalam kesunyian pikiran dan kejernihan hati.

Goenawan sering merujuk pada pengalaman pribadi sebagai jendela menuju yang transenden. Ia mendorong kita untuk melihat Tuhan dalam keheningan introspeksi, di mana tidak ada kebisingan ritual atau otoritas yang mendikte. Spiritualitas menjadi perjalanan yang intim dan pribadi, sebuah dialog batin yang terus berlanjut tanpa batasan formalitas.

Bagi Goenawan, esensi spiritualitas adalah kebebasan untuk mencari, merasakan, dan menemukan Tuhan dalam diri sendiriβ€”sebuah perjalanan yang melampaui batas-batas agama dan memasuki kedalaman jiwa yang autentik dan murni. Dalam ruang ini, manusia tidak terikat oleh definisi tetapi dibebaskan untuk mengalami keberadaan dalam bentuk yang paling sejati.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...