Kesehatan mental menjadi isu yang semakin penting di era modern ini, di mana tekanan hidup seringkali menimbulkan berbagai masalah seperti marah, gelisah, kepanikan, mudah sedih, dan overthinking. Banyak orang mencari cara untuk mengatasi tantangan emosional ini, dan salah satu pendekatan yang menawarkan solusi efektif adalah filsafat Stoik, yang dijelaskan dalam buku "Filosofi Teras."
Filsafat Stoik, yang berasal dari pemikiran para filsuf Yunani dan Romawi kuno seperti Epictetus, Seneca, dan Marcus Aurelius, memberikan panduan yang realistis dalam menghadapi kesulitan hidup. Salah satu konsep utama dalam Stoikisme adalah dikotomi kendali. Filsafat ini mengajarkan bahwa ada dua hal dalam hidup: yang berada dalam kendali kita dan yang tidak. Epictetus menyatakan, “Hal-hal di luar kendali kita adalah tubuh kita, harta kita, reputasi kita; apa pun yang bukan dari tindakan kita sendiri.” Pemahaman ini sangat penting karena membantu kita fokus pada hal-hal yang bisa kita kendalikan, seperti tindakan, reaksi, dan sikap kita, sementara melepaskan hal-hal yang di luar kendali kita, seperti pendapat orang lain, cuaca, atau hasil dari usaha kita.Dengan menerapkan dikotomi kendali, kita dapat mengurangi rasa gelisah dan panik. Misalnya, ketika menghadapi kritik, alih-alih marah atau terluka, kita bisa memfokuskan energi pada bagaimana kita menanggapinya dengan bijak, karena reaksi kita adalah hal yang bisa kita kendalikan. Marcus Aurelius pernah mengatakan, “Jika Anda terganggu oleh sesuatu di luar diri Anda, penderitaan itu bukan disebabkan oleh hal itu sendiri, tetapi oleh penilaian Anda terhadapnya. Dan ini Anda memiliki kekuatan untuk mencabutnya kapan saja.”
Filosofi Stoik juga menawarkan cara menghadapi musibah dan kesulitan dengan ketenangan dan kebijaksanaan. Marcus Aurelius, dalam "Meditations," sering menekankan pentingnya menerima takdir dengan sikap tenang. “Terima dengan senang hati apa pun yang datang dari benang takdir Anda, karena itu adalah bagian dari apa yang kita, manusia, semua alami.” Ini tidak berarti pasrah, tetapi lebih kepada menerima kenyataan tanpa membiarkan emosi negatif menguasai diri. Ketika kita menerima bahwa beberapa hal memang tidak bisa diubah, kita dapat menjalani hidup dengan lebih damai.
Overthinking sering kali disebabkan oleh ketakutan akan masa depan atau penyesalan terhadap masa lalu. Stoikisme mengajarkan kita untuk hidup di masa kini dan melakukan yang terbaik saat ini. Fokus pada saat ini membantu kita mengurangi beban mental yang disebabkan oleh hal-hal yang tidak bisa kita ubah atau prediksi. Seneca menasihati, “Kebahagiaan terbesar adalah menghabiskan sedikit harapan untuk masa depan dan lebih banyak untuk masa kini.”
Dalam menghadapi kehidupan yang penuh dengan tantangan, filsafat Stoik menawarkan cara yang praktis dan bijak untuk menjaga kesehatan mental kita. Dengan memahami dan menerapkan prinsip-prinsip Stoik, kita dapat menjalani hidup dengan lebih tenang, bijaksana, dan penuh kendali. “Tidak ada yang bisa membuatmu merasa buruk tanpa persetujuanmu,” kata Epictetus. Dengan demikian, kita memiliki kekuatan untuk memilih ketenangan dan kebijaksanaan dalam setiap situasi.
Komentar
Posting Komentar