Peringatan ini masih dikenang dan dirayakan oleh umat, mungkin dari kita sudah banyak yang tahu mengenai ceritanya karena kita selalu mendapatkan cerita yang berulang-ulang dan mau tidak mau kita sudah hapal di luar kepala.
Setiap pendongeng punya cara tersendiri dalam meyakinkan umat agar mudah percaya dan kita diajak berimajinasi dengan kreatif sehingga menghadirkan kejadian itu nyata dan benar-benar ada.
Kita diajarkan untuk beriman saja tanpa menolaknya, percaya saja tanpa membantahnya. Dari situlah keyakinan berkembang tanpa nalar, logika, dan daya kritis. Keimanan meminta kita untuk ikut maunya teks masa lalu dan menolak kekinian yang dekat dengan sains.
Sains sudah membuktikan sendiri, setidaknya di tahun 2023 ini perjalanan di malam hari baik darat maupun udara bisa dilakukan dalam sehari sampai. Namun di masa lalu teknologi belum berkembang dengan pesat dan yang berkembang di saat itu adalah mitologi.
Gambaran mengenai kendaraan yang membawa perjalanan di malam hari pun jelas hewan mitologi, digambarkan hewan kuda yang bersayap. Sayangnya kita menganggap mitologi sebagai kenyataan dan pernah benar-benar ada.
Apa boleh buat tradisi kita beragama harus seperti sekarang ini, beriman saja cukup, jangan mempertanyakan dan meragukan karena bisa rusak imannya. Padahal ruang kritis itu harus tetap ada agar kita bisa sejenak mempertanyakan kebenaran dan belajar lebih banyak lagi.
Untuk itu pentingnya bisa mengetahui dan memahami mana saja yang mitologi dan fakta sejarah. Tanpa kehilangan iman sepertinya kita masih bisa beragama dengan baik dan benar di kehidupan bermasyarakat.
Komentar
Posting Komentar