Sebetulnya tidak ada yang namanya sibuk namun ini soal prioritas saja. Sesibuk apapun diri kita jika menyempatkan diri untuk mengutamakan kegiatan tertentu bisa saja dilakukan.
Hanya saja kita punya batasan dan batasan itu yang membuat kita mengatakan sibuk dan lebih penting mengurus urusan diri sendiri dulu.
Skala prioritas ada mendesak penting, tidak mendesak namun penting, mendesak namun tidak penting, tidak penting dan tidak mendesak.
Dari skala prioritas ini kita bisa menentukan mana yang harus didahulukan dan mana yang harus ditinggalkan.
Kesibukan yang kita pilih bakal menguras tenaga dan energi hidup kita dan penyelesaiannya dengan istirahat yang cukup.
Inilah pentingnya punya jadwal agenda aktivitas agar bisa memberi jeda pada setiap aktivitas dan tidak terlalu padat dengan memperhatikan kalau bisa kita kerjakan semuanya.
Kita sendiri yang lebih tahu batas maksimal tenaga kita dan dari situ bisa menakar kapan waktunya yang tepat kita mau terus bekerja atau istirahat.
Jangan sampai kita memaksa diri untuk bekerja keras terus menerus tanpa melihat kondisi tubuh kita yang sudah kelelahan.
Sekarang lagi populer istilah healing, mereka sedang membutuhkan refreshing tubuh dan mentalnya, walaupun tetap diperjalanan menuju daerah wisata capai juga namun dinikmati sebagai aktivitas yang menyenangkan.
Walaupun ada juga yang menolak istilah healing ini kurang tepat, tetapi banyak orang yang menggunakan healing untuk refreshing, jalan-jalan, rekreasi dan senang-senang bersama teman atau keluarga. Menurut saya itu sah-sah saja sebab setiap kata itu punya makna dan zamannya sendiri.
Terlalu sibuk butuh healing dan kelamaan healing juga perlu kesibukan untuk menghasilkan uang yang membiayai healing.
Orang menyebutnya dengan work balance yaitu kerja yang seimbang antara kesibukan kerja dengan agenda healingnya. Agar pekerjaan tidak penat dan setelah healing kita bisa semangat bekerja kembali.
Komentar
Posting Komentar