Setiap orang pasti pernah punya pengalaman spiritualnya sendiri. Sebagai umat beragama pengalaman merasakan kehadiran tentang Tuhan akan begitu terasa ketika melakukan ritual ibadah tertentu.
Shalat sebagai ibadah dianggap dapat menghadirkan kesambungan dan perjumpaan dengan Allah. Banyak orang yang ingin merasakan bagaimana caranya agar bisa shalat yang khusyu, sampai ada pelatihannya yang sempat ramai diikuti oleh banyak orang.
Saya sendiri tidak pernah merasakan Tuhan di dalam shalat, apalagi merasakan Tuhan di dalam diri. Begitu sulit mencapai yang namanya khusyu, begitu sulit pula merasakan Tuhan di dalam diri.
Jauh sebelum itu, saya menolak konsep Tuhan bisa dirasakan di dalam shalat maupun di dalam diri manusia, sebab Tuhan bukanlah sebuah perasaan, keberadaaan, dan kondisi. Pengalaman kebertuhanan hanya dapat dinyatakan dalam tindakan yakni menerapkan nilai-nilai ketuhanan dalam kehidupan sehari-hari.
Berarti ini bukan tentang merasakan keberadaan Tuhan yang sedekat urat leher dan merasakannya sambil menangis teringat dosa. Sejatinya kita tidak pernah tahu mengenai Tuhan, melainkan yang kita tahu hanyalah anggapan pikiran dan perasaan yang menduga-duga bahwa inilah Tuhan.
Sekali lagi pengalaman kebertuhanan bukan dengan melihat wujudnya, merasakan kehadirannya, hati yang tenang, dan sensasi tubuh bergetar sambil menangis, bukan, bukan itu yang dicari dan dinanti.
Namun ini tentang tindakan nyata, nilai-nilai ketuhanan yang diwujudkan dalam tindakan yang manfaat baiknya dirasakan langsung oleh diri sendiri dan orang lain.
Komentar
Posting Komentar