Kemelekatan adalah jalan panjang usaha manusia untuk bisa melepaskan segala macam jeratan dunia yang menyebabkan penderitaan. Kemelakatan selalu hadir dalam berbagai macam bentuk, mulai dari pasangan, anak, harta benda, dan jabatan.
Untuk bisa melepaskan diri dari kemelekatan tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba, namun bisa kita lakukan secara bertahap dan perlahan-lahan. Kita diajak berguru pada waktu dan waktu memberikan energi penyembuhannya dengan keajaiban yang mendewasakannya.
Dalam prosesnya melepaskan selalu melibatkan perasaan sedih, bertanya-tanya dalam diri mengapa ini semua terjadi, selalu mengeluh dan terpuruk. Setelah dalam fase terendah ini, kita akan menemukan titik balik untuk bangkit atau move on (bergerak).
Daya rekat dari kemelekatan ini begitu kuat dan membuat kita susah untuk melepaskannya. Hal yang penting kita sadari adalah kita harus belajar sadar bahwa setiap perjalanan hidup kita diajarkan untuk bisa melepaskan yang melekat pada diri kita.
Semenjak kita baru dilahirkan, kita melepaskan diri dari alam rahim dan hidup di alam dunia dunia, kemudian kita melepaskan diri dari masa kanak-kanak ke remaja, dewasa hingga tua. Pelepasan demi pelepasan ini mengantarkan kita menjadi seperti saat ini dan seharusnya kita bisa belajar untuk mampu melepaskan kemelekatan yang ada di sekitar kita.
Kita memahami bahwa tidak ada yang abadi. Setiap yang melekat ini jika sudah habis waktunya pasti akan musnah dan sirna, tidak abadi dan pasti mati. Kita bisa memahami yang tidak abadi itu akan pergi dan hilang di suatu saatnya nanti, jangan menganggap dia selamanya menetap.
Daripada kita terlalu menggenggam dengan kuat, lebih baik coba untuk melepaskannya, membebaskannya, memberikan ruang dan waktu kepadanya untuk datang atau pergi sesukanya juga semaunya.
Untuk bisa melepaskan diri dari kemelekatan tidak bisa dilakukan secara tiba-tiba, namun bisa kita lakukan secara bertahap dan perlahan-lahan. Kita diajak berguru pada waktu dan waktu memberikan energi penyembuhannya dengan keajaiban yang mendewasakannya.
Dalam prosesnya melepaskan selalu melibatkan perasaan sedih, bertanya-tanya dalam diri mengapa ini semua terjadi, selalu mengeluh dan terpuruk. Setelah dalam fase terendah ini, kita akan menemukan titik balik untuk bangkit atau move on (bergerak).
Daya rekat dari kemelekatan ini begitu kuat dan membuat kita susah untuk melepaskannya. Hal yang penting kita sadari adalah kita harus belajar sadar bahwa setiap perjalanan hidup kita diajarkan untuk bisa melepaskan yang melekat pada diri kita.
Semenjak kita baru dilahirkan, kita melepaskan diri dari alam rahim dan hidup di alam dunia dunia, kemudian kita melepaskan diri dari masa kanak-kanak ke remaja, dewasa hingga tua. Pelepasan demi pelepasan ini mengantarkan kita menjadi seperti saat ini dan seharusnya kita bisa belajar untuk mampu melepaskan kemelekatan yang ada di sekitar kita.
Kita memahami bahwa tidak ada yang abadi. Setiap yang melekat ini jika sudah habis waktunya pasti akan musnah dan sirna, tidak abadi dan pasti mati. Kita bisa memahami yang tidak abadi itu akan pergi dan hilang di suatu saatnya nanti, jangan menganggap dia selamanya menetap.
Daripada kita terlalu menggenggam dengan kuat, lebih baik coba untuk melepaskannya, membebaskannya, memberikan ruang dan waktu kepadanya untuk datang atau pergi sesukanya juga semaunya.
Komentar
Posting Komentar