Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2018

Adzan Bukan Panggilan Allah

Secara lughowi makna adzan adalah pengumuman atau pemberitahuan. Nah orang yang melakukan tindakan pengumuman atau pemberitahuan tersebut bernama muadzin, sering juga dikatakan sebagai bilal karena sahabat nabi yang menjadi muadzin pertama umat islam adalah bilal bin rabbah. Jadi apabila ada yang meributkan adzan ini adalah panggilan Allah sekiranya jauh dari kata tepat dan benaran. Dari bahasa saja sudah bermakna pengumuman atau pemberitahuan, lantas mengapa masih saja ngotot harus setuju dengan mengatakan adzan merupakan panggilan Allah, apa dasar dalilnya? Sedangkan menurut istilah, adzan merupakan pemberitahuan bahwa waktu shalat telah tiba dengan menggunakan lafal-lafal tertentu dan cara tertentu. (baca dalam kitab: Al-Mausû’ah Al-Fiqhiyyah Al-Kuwaitiyyah: 2/489) Apalahi isi dari adzan sudah jelas, hayya 'alash sholah, mari kita menunaikan shalat. Ajakan dari sang muadzin untuk bersegera menunaikan shalat di masjid atau mushola. Hayya 'alal falah, mari kita raih kebah...

Wanita Ingin Perhatian Lebih, Pria Ingin Mendapat Dukungan dan Pujian

Dengan ini menjadi jelas, jika wanita ingin sekali mendapat perhatian lebih oleh pasangannya, ataupun orang lain yang mampu memberikan perhatian lebih. Jadi apabila, pria mau mengambil hati wanita, gunakan cara ini; berikan perhatian lebih. Terpenting untuk awalan berikan rasa nyaman terlebih dahulu, agar wanita tidak risih dengan perhatian yang diberikan. Begitupun pria, ia menginginkan dukungan dan pujian atas setiap tindakannya. Mendukung hobinya, memuji setiap upayanya. Bukan semata mata memuji fisik saja, berikan pujian terhadap tindakannya sekecil apapun. Maka dari kedua hal tersebut, wanita dan pria menginginkan prihal yang sederhana, namun sulit jika kita tidak memiliki keahlian didalamnya dan kerutinan dalam memeliharanya. Ingat ya, berikan perhatian lebih kepada wanita Anda. Berikan dukungan dan pujian kepada pria Anda. Dan perhatikan apa yang terjadi. Selamat bermalam minggu. Serang, 10022018 Roby Martin

Sepotong Nasehat untuk Para Perindu

Para perindu surga akan mau berlelah payah untuk sampai dapat surga yang dirindukannya. Bukan masalah, bila ada seribu halangan menghadang karena cahaya keimanan telah menyinari semangatnya untuk bisa sampai di surga. Seperti nasehat imam ahmad bin hanbal rahimahullah, istirahat yang sesungguhnya ialah pada saat engkau pertama kali menginjakkan kakimu di dalam surga. Para perindu Allah selalu memuji dan memuja nama Allah tiap saat, tiap pagi hingga petang. Malam malam nya dipenuhi dengan amalan rukuk dan sujudnya. Tidak ada kata letih dan mengeluh karena kualitas prasangka selalu kebaikan dan hanya ada kebaikan. “Mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak.” (QS. An-Nisa’: 19). “Boleh jadi kamu membenci sesuatu, padahal ia amat baik bagimu, dan boleh jadi (pula) kamu menyukai sesuatu, padahal ia amat buruk bagimu; Allah mengetahui, sedang kamu tidak mengetahui.” (QS. Al-Baqarah: 216). Para perindu jodoh ya...

Dunning Kruger Effect - Orang Bodoh yang Merasa Pintar (Pinter, Keminter, Kebelinger)

Kebetulan di jam istirahat saya membuka youtube, milih random gambar yang muncul di beranda, dan saya memilih kajian Kenduri Cinta dengan tagline judul Tidak Ada yang Benar Benar Benar Kecuali Tuhan yang pembicaranya adalah Noe Letto. Menarik, adalah saat pembahasan Noe Letto mengenai fenomena Dunning-Kruger Effect yakni adanya orang-orang yang menganggap dirinya kompeten, padahal sebenarnya yang bersangkutan tidak kompeten. Fenomena ini pertama kali diuji dalam serangkaian eksperimen yang dipublikasikan tahun 1999 oleh David Dunning dan Justin Kruger dari Department of Psychology, Cornell University. Studi ini diinspirasi oleh kasus McArthur Wheeler, seorang pria yang merampok 2 bank yang menutupi wajahnya dengan lumuran jus jeruk karena yakin bahwa hal itu akan mencegah wajahnya bisa terekam oleh kamera pengawas. Jelas saja keyakinan itu salah. Dunning dan Kruger menyimpulkan, untuk beberapa keahlian, orang-orang yang tidak kompeten akan: 1. Cenderung berlebihan menilai level kea...

Islam dan Kebisingannya

Maraknya orang yang haus akan keislaman, mengantarkan seseorang untuk mengkaji ilmu ke para alim ulama yang secara keilmuan sudah faqih dan mumpuni di bidangnya. Canggihnya, tidak usah berpayah payah lagi mendatangi silaturrahim, mengaji beberapa tahun, banyak membaca literatur para alim ulama. Cukup searching sebentar di google, maka dengan sekejab Anda bisa mendadak menjadi paham agama. Proses islamisasi selain melalui google, gencar juga melalui video di media sosial seperti youtube, instagram dan facebook. Duduk sejenak, melihat dan mendengarkan kemudian menyimpulkan sendiri, sudah bisa menjadi ahli tafsir dan juru dakwa yang pintar menerjemahkan problematika umat. Ya semacam ngaji online gitu lah, lebih cepat dari pesantren kilat yang biasa diselenggarakan 2 sampai 7 hari di sekolahan. Ngaji Online bisa secara cepat merubah cara berpikir dan kefanatikan seseorang dengan sekali duduk. Hebat, bukan? Mulai bermunculan ustadz-ustadz yang terkenal di media sosial, mulai dari Ustad...

Motivasi tanpa Motivator

Berduyun duyunlah orang datang ke acara pelatihan motivasi. Berharap agar dirinya dapat termotivasi setelah mengikuti acara tersebut. Ekspektasi awalnya agar segala keruwetan, hilangnya harapan, lemahnya semangat dapat berubah seketika seusai mengikuti training. Tapi apa daya, tidak ada yang berubah karena dalam dirinya tidak mau meledakkan dirinya untuk mau berubah lebih baik lagi. Menyerahkan segala perubahan diri sendiri kepada orang lain inilah cikal bakal masalah. Dia sendiri yang membuat masalah dan meminta pertanggung jawaban dan minta jasa orang lain seperti motivator agar bisa merubahnya secara signifikan, seperti yang dia mau. WTF! Karena itu maraknya pelatihan motivasi yang diikuti dengan pelatihan pengembangan diri, pelatihan hipnotis, dan sejenisnya tidak akan berbanding lurus dengan perubahan diri peserta yang mengikutinya, selama tidak mau bertanggung jawab atas dirinya sendiri. Bukan menyerahkan dan menggantungkan diri kepada motivator. Bukan juga mengharapkan kesem...

Bebas dari Kesesatan

Ini merupakan judul dari buku karangan Imam Al Ghazali, Bebas dari Kesesatan. Saya coba mengkajinya dan memberikan pemaknaan sesuai dengan yang saya rangkum dan saya dapat uraikan dalam tulisan ini. Dalam bab pendahuluan, penulis Imam Al Ghazali menceritakan kerisauannya mengenai peristiwa yang dia alami dalam menyarikan kebenaran dari kekacauan berbagai golongan, dengan berbagai jalan dan cara yang berbeda-beda, tentang pendakian dari jurang taklid menuju arena pemahaman yang berani dia lakukan. Kegelisahan penulis mengenai apakah pengetahuan yang meyakinkan itu? apakah pengetahuan inderawi dapat kita percaya? apakah pengetahuan rasional adalah pengetahuan tertinggi? adakah pengetahuan di atas akal? apakah filsafat ditolak oleh seorang muslim? bagaimanakah pengetahuan kenabian dan wahyu? dari pertanyaan inilah penulis melakukan kajian nya dalam buku bebas dari kesesatan. Ada 4 golongan yang di bahas, di mana pada masanya golongan golongan pemikirian tersebut sedang ramai mengalami ...

Mengukur Kebahagiaan Hidup

Jika Anda hari ini sudah bekerja di suatu perusahaan atau wirausaha, dan sudah memiliki suami/istri dan anak. Pencapaian kebahagiaan hidup yang seperti apa yang Anda inginkan dan Anda bayangkan? Mari kita perkiraakan, dulu saat masih sekolah atau kuliah mau bisa lulus, setelah itu mau dapat pekerjaan, mencari kesana kemari, dapat pekerjaan dan tidak berhenti disitu, meningkatlah keinginan untuk mendapatkan penghasilan lebih besar. Masih jomblo, cari jodoh dan dapat, menikah, muncul lagi keinginan baru mau punya anak. Belum punya rumah, menabung, setelah dapat sibuklah membangun rumah beserta isinya. Tidak berhenti disitu, ada lagi ingin punya mobil, ambil kredit dan menghutanglah ke bank, menyicilnya tiap bulan. Begitulah kira kira segelintir pencapaian dalam mengukur kebahagiaan hidup melalui usaha yang ia tempuh. Tidak ada ujung kepuasannya, membandingkan dengan orang lain yang posisinya ada di atas. Kesederhanaan dan rasa syukur dapat menjadi upaya awal untuk bisa mengendalikan...

Dolan

Mumpung lagi rame ngomongin Dilan yang kemaren perdana nongol di bioskop, sampe sampe trending topic urutan pertama di twitter. Lebih jelasnya silahkan baca novelnya dan film nya biar bisa mengambil pelajaran. Maksudnya pelajaran ngegombal ala Dilan dan di plesetkan juga boleh biar bisa ikut ikutan meramaikan pembendaharaan gombalan, untuk lucu lucuan aja. So, saya coba mencari akar kata Dilan dan ternyata asal muasal kata tersebut berasal dari kata Dolan. Gak percaya? boleh baca lebih lanjut penjelasan saya di bawa ini. Menurut kamus besar bahasa indonesia, Definisi kata 'dolan' adalah pergi bersenang-senang;do·lan·an bermain-main; mainan. Bayangkan jika kehidupan yang penuh dengan segala macam keseruan, keasyikan dan masalah. Silih bergantinya Senang dan susah. Ada pemaknaan yang bisa mengubah sudut pandang Anda, menyadari hidup ini adalah bermain main untuk bersenang-senang, Dolan. Dolan, yang sudah menginternalisasi atau mendarah daging dalam konteks kehidupan. Meliha...

Struktur Pertolongan Allah

Sebelumnya, disini sudah ada yang pernah mendapatkan pertolongan Allah? Bagi yang sudah, dapatkah mengingat kembali kemudian membuat strukturnya agar nanti mudah untuk ditiru sehingga dapat di aplikasikan kepada banyak orang? Bagi saya ini semua, bullshit! Logika mana yang bisa membuat orang mendapat pertolongan Allah secara pasti, di jamin garansi 100% berhasil? Tidak ada yang pasti, semuanya masih kemungkinan. Plis, kalau ngiklan dan jualan jangan pakai acara berbohong agar laku, laris manis, banyak yang beli. Begini deh, mikir aja! Jika ada struktur pertolongan Allah dalam bentuk kekayaan harta, sehingga dapat melunasi semua hutang dan kaya mendadak. Coba adakan pelatihan menjadi kaya raya, gratis kepada masyarakat fakir dan miskin? Agar Indonesia berdaya, makmur sejahtera. Lha wong udah tau formula dan strukturnya menjadi kaya raya. Lumayan bukan, bisa menghilangkan kemiskinan bangsa Indonesia. Terkadang, otak waras kita hilang jika berurusan dengan keserakahan menjadi kaya r...

Tengoklah ke Dalam Sebelum Bicara

Tidak mudah memang bicara sambil memperhatikan kualitas kata kata, objek yang diajak bicara dan menjaga agar komunikasi agar bisa berjalan dengan baik. Ada kalanya dominasi bicara, lebih banyak oleh keinginan kita untuk terlihat pintar dan banyak bicara untuk menguasai pembicaraan terhadap teman yang kita ajak bicara. Menengok ke dalam sanubari untuk merenungkan kembali sebelum keluarnya kata kata yang membentuk susunan kalimat. Merenungkan, apakah yang saya keluarkan dari mulut ini bermanfaat atau tidak? Jika isinya adalah kebaikan, maka jangan ragu ragu untuk disampaikan dengan cara yang baik dan jika isinya adalah keburukan, maka tundalah sejenak agar menyaringnya dan berganti dengan yang lebih baik. Kalaupun konteksnya adalah becanda, kita dapat lihat orangnya terlebih dahulu. Sebab di sana ada adab dan sopan santun. Tidak bisa semaunya dan tanpa aturan. Kita bisa berandai andai, seandainya kita berada di posisi tersebut apakah kita bisa menerima becanda yang seperti itu? Inga...

Sinergi Air Mata Kesedihan dan Gelak Tawa

Untuk dapat menangis dengan banyak air mata butuh kualitas dan kuantitas kesedihan yang banyak. Kalau masalahnya sepele sih, tidak akan sampai membuat air mata mudah meleleh dengan mengalir deras. Masih bisa di tahan dan di pendam, berlalu begitu saja. Beda hal apabila air mata sudah sinergi dengan kesedihan, kesedihan yang mendalam akan mampu mengalirkan energi yang bergerak di dalam diri manusia. Emotion, Energy Motion. Energi yang bergerak ini diperlukan ketika segala kepenatan dan sampah sampah emosi mengendap. Bukan hanya tangisan, tertawa pun adalah cara untuk melepaskannya. Sebagai cara untuk mengekspresikan luapan emosi, tangisan dan tertawa adalah cara yang tepat. Sebab jika tangisan itu mengharu biru, selepasnya adalah kelegaan di dada. Begitupun ketika tertawa sepuas puasnya, selepasnya akan ada sensasi endorpin yang membuatnya bahagia. Lihat saja di luaran sana, acara televisi yang bergenre komedi, pasti laris manis. Wajar bila di acara acara yang biasanya tidak ada ko...

3 Detik Pandangan Mata Wanita

Ada banyak hal untuk mengetahui seorang wanita itu suka dengan Anda, saya kasih tahu rahasianya. Agar saat Anda bertemu dengan wanita manapun, Anda bisa mengetahuinya dari bahasa tubuh yang wanita berikan kepada Anda. Kita ketahui bersama bahwa wanita lebih dominan menggunakan perasaan dan bahasa tubuhnya untuk mengisyaratkan sesuatu, tidak bisa blak-blakan seperti para pria. Agak perasa dan pemalu. Pointnya adalah ketika wanita memandang wajah Anda selama 3 detik, maka sudah dipastikan wanita tersebut tertarik pada Anda. Bagaimana bisa benar-benar presisi pandangan mata yang tertahan 3 detik membuktikan bahwa wanita itu memiliki ketertarikan kepada Anda? Begini logikanya, tidak ada wanita manapun yang mampu bertahan lama lama, sampai 3 detik lamanya. Untuk bisa menatap wajah seorang Pria, apalagi waktu yang sama, saat Anda melihat wajahnya, dia menyempatkan curi-curi pandang melihat Anda, dan memberikan senyuman manis kepada Anda. Tinggal dari Anda sendiri sebagai pria, apakah m...

Gempa, Azab dan LGBT

Kemarin saat lagi serius seriusnya mengerjakan laporan di kantor, berasa goyang. Awalnya saya curiga, ini cuman perasaan saya doang kali. Pas saya liat teman sebelah, eh ternyata pada panik, berhamburan keluar kantor. Gempa. Musibah di zaman now, selain di campur ketakutan dan panik, malah sibuk foto, rekam video dan update status di sosial media. Hampir semua grup WA ramai membicarakan gempa. Mirip kaya berita di tv, mulai dari bekasi, jakarta dan sekitarnya melaporkan kejadian langsung dari TKP. Ajaibnya ada yang menghubungkan dengan azab Allah karena LGBT makin marak di Indonesia, gosipnya DPR telah memberikan legalitas. Tanpa klarifikasi yang valid, maka buru burulah menyalahkan pemerintah dengan segala omelan dan nyinyiran. Sah sah saja, karena memang LGBT tidak ada bagus bagusnya. Kalau mau baik sangka sedikit saja, mereka yang memiliki kebijakan di DPR itu kan punya anak cucu dan punya moral etika beragama, masa iya sebegitunya memutuskan tanpa mikir dampak buruknya. Lebi...

Gila Pujian

Pada level strata manapun, tiap orang butuh pujian. Meski kadang malu malu untuk dipuji, tapi sebenarnya senang juga kalau dipuji. Kalau tidak percaya, cobalah sesekali memuji orang lain. Tatap wajahnya, kasih senyuman dan pujilah dia, hai.. Kamu makin ganteng dan terlihat sukses. Bagi Anda yang belum terbiasa memuji, mungkin di awal Anda harus mampu menahan mual dan ketawa. Untuk sementara waktu bisa tahan di dalam hati dan kalau sudah selesai baru boleh tertawa dan mual sepuasnya. Lihat respon nya, bagaimana respon dia setelah dipuji. Kalau belum berhasil membuatnya GR (Gede Rasa) atau salah tingkah. Lakukanlah berulang ulang sampai dia meresponnya dengan beberapa reaksi. Biasanya reaksi penerimaan pujian itu dengan senyuman, pukulan kecil atau sentuhan yang manja, membalas pujian tersebut. Nah apabila reaksi tersebut telah nampak, sodorkan lagi jurus berikutnya, tanyakan kepadanya mengenai kabar dan hobinya. Bahas sesuatu hal yang menarik baginya ketika dibahas mengenai tema te...

Memelihara Ingatan Dalam Ingatan

Di dalam buku Ustadz Arifin Ilham saya pernah membaca bahwa dzikir berasal dari akar kata dzakaro, yang artinya mengingat dalam ingatan. Dalam perjalanan saya menuju kantor, di motor saya berfikir, untuk mengingat dalam ingatan ini lho kok yang ingat malah silih bergantinya slide-slide pikiran. Sehingga selama perjalanan saya tidak dapat menikmati berkendaraan, melihat lingkungan sekitar, menyapa udara dan mensyukuri tiap helaan nafas. Saya tidak sadar dan hadir selama berkendaraan, pikiran melantur ke sana dan kemar. Kembali kepada definisi dzikir, mengingat dalam ingatan. Jika yang di ingat adalah Allah, maka Allah yang mengisi ingatannya. Sedangkan apabila harta, tahta dan cinta yang di ingatnya, maka ingatan tersebut yang mengambil alih. Untuk dapat istiqomah (konstan) mengingat dalam ingatan (dzikir) hanya kepada Allah saja, butuh usaha yang kuat dan hati yang mantap. Berada dalam pengawasan diri yang selalu ingat kepada Allah, lalai sedikit langsung kembali ingat kepadaNya. ...

Jangan Lupa Bahagia

Biasanya di status status atau ada juga yang memakai foto yang ada tagline Jangan Lupa Bahagia. Pernah lihat? Hmm mari kita bahas secara bahasa ini menarik, Jangan Lupa Bahagia. Emangnya kalau untuk bahagia itu bisa lupa? apa hubungan nya lupa dan kebahagiaan? apakah jika ingat bahagia akan menjadi bahagia? Nah jawaban untuk jawaban di atas tidak perlu di jawab, cukup di renungkan secara reflektif. Agar kita dapat berfikir lagi, bahwa untuk mencapai kebahagiaan tidak cukup dengan ingat bahagia, maka mendadak bahagia. Begitupun ungkapan, Bahagia itu Sederhana. Nyatanya, tidak sesederhana yang dia ungkapkan. Masih butuh momen atau keadaan yang memungkinkan dia untuk bisa bahagia, yang dengan kata lain, bahagia yang dia maksud tidak sederhana. Oleh karena itu, ubah saja! bukan lagi bilang jangan lupa bahagia. Namun beri tahukan kepada mereka bahwa, Jangan Lupa Bahwa Kamu Lupa Caranya Berbahagia. Bahwa sudah lupa caranya berbahagia dan untuk bahagia mereka lupa suasananya bagaimana. ...

I Don't Care

Untuk menjadi peduli itu mudah, namun menjadi lebih peduli butuh upaya yang lebih. Mari kita masuk dalam kondisi seperti ini, bagaimana respon kepedulian Anda? Ada sampah yang dibuang bukan tempatnya, jika kepedulian sudah tumbuh kita bisa membuang sampah tersebut ke tempatnya atau minimal Anda tidak membuang sampah sembarangan. Tapi kadang kita tak peduli, melihat itu bukan urusan kita dan cuek begitu saja. Acuh, lebih baik mengurusi kepentingan sendiri yang masih banyak yang belum terurus. Menganggap masih ada orang lain yang bisa mengurusinya, ada pemerintah yang lebih berhak untuk menyelesaikannya, ada kepala daerah yang lebih wewenang merapikan daerahnya dengan kebijakan kebijakannya. Begitulah jika menyerahkan tanggung jawab kepada orang lain dan tak peduli lagi dengan lingkungan sekitar, kita menjadi mewajarkan diri untuk tak peduli. Meski kadang tak peduli, mulailah pelan pelan lebih peduli lagi terhadap apapun yang kita lihat dan kita rasakan perlu diubah lebih baik lagi...

Multi Tafsir

Yang membuat berbedanya pendapat antara satu definisi dan yang lainnya adalah karena adanya multi tafsir. Penafsir  satu bilang ini boleh, penafsir dua bilang ini tidak boleh, dan ada lagi penafsiran ketiga tidak membolehkan dan tidak melarang berada di pertengahan, netral. Sebagai orang yang menerima hanya satu tafsir saja, sudah bisa di bayangkan akan seperti apa yang ia pikirkan. Hanya tafsir ini yang paling benar, yang lainnya salah. Akan berbeda yang telah mempelajari banyak tafsir dan sudut pandang, lebih bijak dan lebih jernih dalam menilai tafsiran. Tidak terburu buru menghakimi, dapat menghargai perbedaan pendapat. Dalam menilai apapun, mulai dari berita, ajaran agama, pendapat orang lain, ceramah agama dan sebagainya dapat lebih lentur (fleksible). Selain diri kita punya pendapat, sah-sah saja jika ada yang berbeda pendapat, saling menghargai dan menghormati. Memaklumi apabila perbedaannya terlalu ekstrim. Jangan marah, su'udzon (buruk sangka) dan ngamukan jika ada ...

Catatan Maaf di Otaknya Hilang

Bagi yang sering mengucapkan permintaan maaf, namun tidak di imbangi dengan perbaikan perilakunya. Mungkin awalnya orang akan memaafkannya, namun jika mengulanginya kembali bahkan berkali kumat melulu, maka bersiap siaplah kehilangan kepercayaan dan hilang pula rasa memaafkan. Lha wong sudah di maafkan tapi tetap saja ngeyel, enggak mau berubah dan evaluasi diri. Sebenarnya secara ucapam dia sudah menyesal dan berniat mau berubah. Entahlah beda ucapan, beda juga tindakan. Perubahannya hanya sekedar di mulut saja, belum sampai kepada tindakan nya yang konsisten. Kalau sudah begini menyebabkan catatan maaf di otaknya menjadi hilang. Hilang karena sudah bosan di bohongi dengan janji manis, namun tidak ada realisasinya. Lama kelamaan yang ada malah menabung rasa kesal. Rasa kesal yang bertambah dan terus bertambah karena tidak kunjung ada perubahan. Ada 2 pilihan mau terus berurusan dengan orang tersebut dengan menjaga jarak dengannya, ya cukup tau aja kalau dia memang memiliki kelakua...

Yang Lainnya di Pendam Sendiri

Tidak semuanya curahan hati atau curhat diumbar. Ada kalanya lebih baik disimpan dan dipendam sendiri. Biarkan semuanya jadi rahasia dan cukup diri sendiri aja yang tau. Karena resiko dari curhat kepada orang lain adalah selain berresiko di sebarkan ke orang lain, bisa juga solusi yang diberikan tidak sesuai yang diharapkan dan mendengarkannya tidak dengan penuh rasa empati dan simpati. Cukup beritakan yang baik baiknya di luaran sana, dan yang lainnya dipendam sendiri. Di sosial media berikan informasi yang enak enak dan bahagianya aja, yang jelek jeleknya ya dirahasiakan. Masa aib sendiri diumbar ke sosial media, bahaya jika sudah jadi konsumsi publik. Kecuali jika anda adalah publik figure yang wilayah privasi sudah dianggap konsumsi publik.  Wilayah privasi sudah jadi bahan olok olokan dan di goreng oleh media massa dan publik. Bayangkan kasus perceraian ahok bisa jadi berita yang menarik dan membahagiakan bagi para haters. Gila bukan, ada orang yang bercerai malah jadi obrol...

Takut Mati

Kemarin beberapa teman saya, mensharekan seorang tokoh yang meninggal, karena jasa nya yang begitu besar, begitu banyak yang datang untuk melayat dan menyolatkan jenazahnya. Teringat dengan hal ini pikiran saya membawa kepada ingatan, jika kamu meninggal tidak perlu ditangisi tapi seharusnya berbahagia karena sudah selesai di kehidupan fisik dan melanjutkannya perjalanan berikutnya. Tidak perlu juga di hadiri oleh banyak orang, ingatlah saat kamu kembali itu perjalananmu sendiri. Jadi tidak perlu di tangisi dan di hadiri banyak orang. Berbahagialah, selamat melanjutkan perjalanan selanjutnya. Kematian. Tiap orang yang bernafas pasti mati. Kullu nafsin dzaiqotul maut. Masalah terbesar dari kematian mengenai bagaimana pembalasan di akhirat nanti dan proses matinya seperti apa. Ketakutan yang menghantui perjalanan hidup manusia. Pertanyaan tersebut tentu tidak bisa di jawab. Karena keduanya masih misteri. Yang bisa kita lakukan yakni melakukan yang terbaik dalam kehidupan. Selebihnya b...

Merawat Rasa Bersalah

Manusia memerlukan rasa bersalah untuk menumbuh kembangkan perbaikan dalam dirinya. Rasa bersalah jika sudah hadir dalam diri seseorang mampu menggerakan dirinya agar dapat merubah perbuatan salahnya itu menjadi lebih baik. Maka dari itu lahirlah dosa dan pahala. Dosa adalah bentukan dari rasa bersalah, mendapat hukuman bila melakukan dosa di akhirat nanti. Begitupun dengan pahala yang mendampingi adanya dosa, untuk menemukan kelegaan dan keterbebasan dari dosa, negasi nya adalah mendapatkan pahala. Sebuah penghargaan atas perbuatan baik yang telah ia lakukan. Dengan adanya rasa bersalah ini, orang akan termotivasi untuk mengevaluasi dirinya, melihat rekam jejak kesalahan dirinya dan kemudian mengumpulkan tenaga juga upaya untuk memperbaiki kesalahannya. Upaya dalam memperbaiki diri ini pun bukan hal yang konsiten, di suatu hari nanti akan mengulang kembali rasa bersalah karena kelalaian dirinya. Begitulah terus menerus, berputar putar dalam rasa bersalah kemudian memperbaiki kesala...

Wahai Masalah, kamu itu kecil. Karena Aku Punya Allah yang Maha Besar

Membandingkan Allah dan masalah, bukanlah prihal yang sebanding. Masalah merupakan irama kehidupan yang akan selalu ada sedangkan Allah bukanlah tempat untuk dimintai bantuan untuk menyelesaikan masalah yang ada. Mengapa demikian, sebab tugas Allah bukan untuk menyelesaikan masalah hidup anda. Allah tidak memiliki tugas khusus apapun, Dia maha hidup dan berdiri sendiri. Dia ada bukan untuk menyelesaikan masalah yang sedang anda alami. Lalu bagaimana menyelesaikan masalah yang ada, itu merupakan tugas anda untuk menghadapi sekaligus menyelesaikan nya sendiri. Bertanggung jawab atas resiko logis hidup di dunia ini yang pasti selalu ada masalah.  Kalau sudah bertanggung jawab, tentu sudah tidak lagi banyak menyalahkan orang lain dan menyerahkan bantuan masalah ini kepada selain dirinya. Berani berbuat, berani bertanggung jawab. Allah yang maha besar, Dia maha besar dari apapun dan tidak bisa di sebandingkan oleh apapun yang masih bisa terjangkau oleh pikiran manusia. Dia maha suci...

Agama Sebagai Pelarian

Ada temen yang curhat mengenai pengalaman nya di tinggal pacar dan mengakibatkan dirinya lebih rajin dalam beribadah. Ia kembali ke jalan agama dan mendekati Allah agar hatinya menjadi lebih tenang dan damai.  Kalau sudah begini agama menjadi pelarian saat ia mendapatkan keterpurukan di hidupnya. Terkadang angin anginan, saat butuhnya aja ingat kepada Allah, kalau sudah kumat lagi, bakal kembali kumat seperti dulu. Memang bagusnya jika sudah bisa istiqomah, namun sungguh istiqomah ini sulit, butuh kesungguhan dan komitmen yang luar biasa. Islam yang secara bahasa berarti berserah diri. Maka beragama 'Positioning' nya harus berserah diri, bukan jadi bahan pelarian. Jika ini terjadi (menjadikan agama sebagai pelarian) maka proses pelarian dari satu tempat ke tempat lainnya. Mencari kepuasan atau bagian yang hilang dari dirinya, yang seolah bisa di temukan di dalam agama. Padahal belum tentu bisa menemukan, jika niat diawalnya tidak disertai oleh rasa berserah diri. Keterpuruka...

Sehidup Seadanya

Btw lagi ngetrend nih istilah sehidup sesurga, mengalahkan pamor sehidup semati. Katanya sehidup sesurga lebih bagus dari pada sehidup semati, sebab kalau sehidup semati belum pasti matinya masuk apa, mending dijadikan doa saja, sehidup sesurga bersama sama, menjadikan hidup dan mati seindah surga. Saya sendiri kurang setuju jika parameter kebahagiaan dari konsep sehidup sesurga. Surga bukanlah tujuan dan puncak dari kebahagiaan seseorang. Bagaimana jika kita ubah menjadi sehidup seadanya. Mengalir sebagaimana adanya, menikmati semua yang hadir. Kalau tidak ada tidak di cari cari, dan jika ada di nikmati. Kita tidak akan pernah bisa hidup seutuhnya, jika kita sendiri belum bisa memaknai kehidupan itu sendiri sebagai misteri. Dan kita pun tidak akan pernah bisa merasakan indahnya surga, jika membuat kesempurnaan kehidupan seperti surga yang rasa rasanya mudah secara imajinatif namun secara kenyataannya begitu sulit. Jadi baik, sehidup maupun sesurga, adalah tawaran yang terlalu muluk...

Lebih Dari Ini

Lebih dari ini memang kita mampu bertahan dari semua masalah yang ada. Bukan diam begitu saja, tapi bergerak menuntaskannya. Agar semuanya baik baik saja. Tentu tidak mudah menaklukkan hatimu, apalagi hatiku yang keras ini. Egoku tidak mudah dikalahkan, mau menang sendiri dan anti dibantah. Belum saja, jika kamu menangis, aku pasti ikutan baper juga. Aku mendadak meminta maaf dan berpelukan untuk saling memaafkan, melupakan yang telah terjadi. Seperti katamu, memaafkan its oke tapi untuk melupakan momen kejadian saat aku marah. Butuh waktu lama, untuk bisa melupakan dan menghilangkan trauma. Rasa trauma ini tidak mudah musnah, ada waktu tunggu untuk menyembuhkannya. Lebih dari ini, kita akan sama sama belajar. Belajar untuk menurunkan ego, sejajar dengan kasih sayang dan pengertian. Tidak ada lagi siapa yang kalah. Karena ini bukan pertandingan menang atau kalah. Ini tentang siapa yang mau mengalah untuk sanggup meredam rasa marah. Jika mau mengerti, duduk bersama, mempertemukan k...

Cara Merespon Komentar Orang Lain

Tadi pagi masuk kerja ke kantor bertemu dengan teman yang kerja di lapangan, dari kejauhan saya sudah menebak jika saya bersalaman akan ada komentar yang dia berikan kepada saya. Ramalan saya benar, dengan wajah yang di penuhi senyuman dan ucapan selamat tahun baru, di tambahi dengan komentar sekarang makin gendutan ya.. Alhamdulillah saya senang liatnya berarti kamu bahagia. Dalam hati saya bergumam, hubungan gendut dan kebahagiaan itu emang ada? Kalau gendut ya itu masalah obesitas, perlu program diet. Sedangkan kebahagiaan bukan di ukur dari banyaknya makanan yang masuk di perut saya. Dangkal sekali, kebahagiaan saya diukur dari makanan yang masuk ,  bukankah jika urusan hidup hanya untuk mencari makan maka derajatnya mirip seperti yang dikeluarkannya (kotoran). Manusia memang mudah dipengaruhi oleh pendapat, komentar, omongan orang lain. Terserah itu benar atau salah, jika pesan itu di sampaikan maka akan mempengaruhi apa apa yang ada di pikirannya. Seperti saat dibilang, i...