Tidak semuanya curahan hati atau curhat diumbar. Ada kalanya lebih baik disimpan dan dipendam sendiri. Biarkan semuanya jadi rahasia dan cukup diri sendiri aja yang tau. Karena resiko dari curhat kepada orang lain adalah selain berresiko di sebarkan ke orang lain, bisa juga solusi yang diberikan tidak sesuai yang diharapkan dan mendengarkannya tidak dengan penuh rasa empati dan simpati.
Cukup beritakan yang baik baiknya di luaran sana, dan yang lainnya dipendam sendiri. Di sosial media berikan informasi yang enak enak dan bahagianya aja, yang jelek jeleknya ya dirahasiakan. Masa aib sendiri diumbar ke sosial media, bahaya jika sudah jadi konsumsi publik. Kecuali jika anda adalah publik figure yang wilayah privasi sudah dianggap konsumsi publik.
Wilayah privasi sudah jadi bahan olok olokan dan di goreng oleh media massa dan publik. Bayangkan kasus perceraian ahok bisa jadi berita yang menarik dan membahagiakan bagi para haters. Gila bukan, ada orang yang bercerai malah jadi obrolan seru dan kebahagiaan sendiri. Sama seperti halnya berita gosip para artis, yang belum tentu kebenarannya namun sudah jadi berita yang seru diperbincangkan dan disebarkan kemana-mana.
Maka jika berita hoax itu mudah sekali disebarkan adalah kebiasaan orang orang yang jarang mengklarifikasi sebuah berita dan dengan senang hati menyebarkannya kepada khalayak ramai. Tidak pandang bulu, siapapun kena sasaran hoax, logika berfikir, analisa telusur dan konfirmasi ulang yang harusnya digunakan mendadak luntur jika sudha termakan oleh berita hoax.
Hampir tidak ada lagi ruang privasi, semuanya bisa jadi santapan publik. Seolah sepintar apapun menyembunyikan bangkai, akhirnya akan ketauan juga. Jika memang berita mengenai aib kita dan diketahui oleh banyak orang maka tidak usah malu malu lagi, akui bahwa itu benar, dan jika itu salah maka lakukan klarifikasi, berikan sanggahanm berikan pula berita yang sebenar benarnya.
Penting bagi kita untuk membatasi informasi yang sewajarnya berada di wilayah privasi. Jangan sampai orang lain tau, simpan saja sendiri. Kita dapat memilah dan memilih mana yang harus dibicarakan kepada orang lain dan mana yang tidak boleh dibicarakan. Jika memang kita sangat percaya kepada teman baik kita untuk menitipkan curahan hati, boleh lah di ceritakan tapi berhati-hatilah karena tidak semuanya harus diceritakan.
Kita harus cerdas, mengendalikan pembicaraan kita untuk tidak mudah bocor ke telinga orang lain. Kita harus dapat memilih teman yang amanah, dan bersiap siaplah saat yang di amanahkan membeberkan ceritanya kepada orang lain. Memang butuh keterampilan dalam menyimpan rahasia, bukan hal yang mudah, biasanya suka keceplosan curhat colongan kepada temen.
Ada metode yang sederhana agar kesadaran kita saat ngobrol dengan orang lain dapat terkendali, dengan mengucapkan dalam hati, Aku. Lakukan latihan ini saat berbicara ngalor ngidul dan nyerocos dengan teman baik anda, dan kasih jeda untuk mengatakan. Aku lihatlah respon dari pikiran kita, biasanya kesadaran kita akan kembali kepada pusatnya. Menjadi lebih terkendali, terjadi disasosiasi antara kita yang bicara dan yang mengamati pembicaraan tersebut di dalam diri kita.
Cilegon, 12012018
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar