Di dalam buku Ustadz Arifin Ilham saya pernah membaca bahwa dzikir berasal dari akar kata dzakaro, yang artinya mengingat dalam ingatan.
Dalam perjalanan saya menuju kantor, di motor saya berfikir, untuk mengingat dalam ingatan ini lho kok yang ingat malah silih bergantinya slide-slide pikiran.
Sehingga selama perjalanan saya tidak dapat menikmati berkendaraan, melihat lingkungan sekitar, menyapa udara dan mensyukuri tiap helaan nafas. Saya tidak sadar dan hadir selama berkendaraan, pikiran melantur ke sana dan kemar.
Kembali kepada definisi dzikir, mengingat dalam ingatan. Jika yang di ingat adalah Allah, maka Allah yang mengisi ingatannya. Sedangkan apabila harta, tahta dan cinta yang di ingatnya, maka ingatan tersebut yang mengambil alih.
Untuk dapat istiqomah (konstan) mengingat dalam ingatan (dzikir) hanya kepada Allah saja, butuh usaha yang kuat dan hati yang mantap. Berada dalam pengawasan diri yang selalu ingat kepada Allah, lalai sedikit langsung kembali ingat kepadaNya.
Lain lagi dalam menjaga kesadaran dalam melakukan aktivitas apapun, misalnya saat main sosial media dapat mempertahankan diri dari sabotase ingatan-ingatan yang merubah kesadaran.
Agar ketika dapat menjaga kesadaran dalam bermain sosial media, tidak mudah baperan karena tau itu hanya sekedar tulisan yang berasal dari kumpulan kata-kata, yang kemudian menstimulus otak untuk merespon nya dengan ingatan-ingatan dan jenis-jenis emosi tertentu, sehingga melihat tulisan sebagai makhluk hidup yang bisa merubah ubah respon dan emosi diri Anda.
Cilegon, 22012018
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar