Langsung ke konten utama

Merawat Rasa Bersalah

Manusia memerlukan rasa bersalah untuk menumbuh kembangkan perbaikan dalam dirinya. Rasa bersalah jika sudah hadir dalam diri seseorang mampu menggerakan dirinya agar dapat merubah perbuatan salahnya itu menjadi lebih baik.

Maka dari itu lahirlah dosa dan pahala. Dosa adalah bentukan dari rasa bersalah, mendapat hukuman bila melakukan dosa di akhirat nanti. Begitupun dengan pahala yang mendampingi adanya dosa, untuk menemukan kelegaan dan keterbebasan dari dosa, negasi nya adalah mendapatkan pahala. Sebuah penghargaan atas perbuatan baik yang telah ia lakukan.

Dengan adanya rasa bersalah ini, orang akan termotivasi untuk mengevaluasi dirinya, melihat rekam jejak kesalahan dirinya dan kemudian mengumpulkan tenaga juga upaya untuk memperbaiki kesalahannya. Upaya dalam memperbaiki diri ini pun bukan hal yang konsiten, di suatu hari nanti akan mengulang kembali rasa bersalah karena kelalaian dirinya.

Begitulah terus menerus, berputar putar dalam rasa bersalah kemudian memperbaiki kesalahannya. Seperti halnya lingkaran, yang bagaimanapun upayanya berjalan pada suatu titik, maka di ujung jalan ia akan bertemu kembali kepada titik awal dia berjalan. Bergantian, silih berganti, kadang merasakan bersalah dan kadang pula untuk perlu merubah kesalahannya tersebut dengan kebaikan.

Kalau sudah begini, penting kiranya untuk merawat rasa bersalah. Agar hati kita bisa merasakan gemuruh dari rasa bersalah yang berubah menjadi pergerakan untuk memotivasi dirinya agar dapat lebih baik lagi. Meski di saat yang sama rasa bersalah itu akan terus menerus hadir, tidak mengapa. Karena ini adalah proses dan siklus yang harus di lalui dalam kehidupan.

Dan setelah merawat rasa bersalah, rawat jugalah rasa untuk memperbaiki diri. Agar keduanya berimbang. Ketika melakukan kesalahan, kita bersegera menyadarinya dan melakukan tindakan yang terbaik.

Cilegon, 09012018

Roby Martin

   

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...