Tidak mudah memang bicara sambil memperhatikan kualitas kata kata, objek yang diajak bicara dan menjaga agar komunikasi agar bisa berjalan dengan baik.
Ada kalanya dominasi bicara, lebih banyak oleh keinginan kita untuk terlihat pintar dan banyak bicara untuk menguasai pembicaraan terhadap teman yang kita ajak bicara.
Menengok ke dalam sanubari untuk merenungkan kembali sebelum keluarnya kata kata yang membentuk susunan kalimat. Merenungkan, apakah yang saya keluarkan dari mulut ini bermanfaat atau tidak?
Jika isinya adalah kebaikan, maka jangan ragu ragu untuk disampaikan dengan cara yang baik dan jika isinya adalah keburukan, maka tundalah sejenak agar menyaringnya dan berganti dengan yang lebih baik.
Kalaupun konteksnya adalah becanda, kita dapat lihat orangnya terlebih dahulu. Sebab di sana ada adab dan sopan santun. Tidak bisa semaunya dan tanpa aturan. Kita bisa berandai andai, seandainya kita berada di posisi tersebut apakah kita bisa menerima becanda yang seperti itu?
Ingat Kanjeng Nabi telah berwasiat, berkatalah yang baik atau diam.
Dalam kondisi tertentu, ada masanya kita tidak bisa mengendalikan kualitas bicara kita, kadang lebih meledak ledak dan marah marah. Tidak bisa dibendung dan keluarlah kata kata buruk, makian, hinaan, hewan hewan di kebun binatang.
Kadang kita akan menyesal telah mengatakan demikian dan kadang pula lebih lega karena sudah mengeluarkan segala unek unek yang ada di hati. Masalah yang akan muncul adalah respon orang lain yang bisa jadi membalas dan menuntut dari perkataan yang buruk itu.
Pada saat berkata baik sulit, mungkin diam adalah solusi, agar kita bisa menahan gejolak perkataan buruk keluar. Kalau Anda malah jadi makin gemes dan kesel, coba tengoklah ke dalam, amati pikiran Anda, amati diri Anda. Tunggu sampai mereda. Jika masih ada, lakukanlah latihan katarsis.
Sampai benar benar, plong. Dan melihatnya biasa biasa saja. Seperti panas yang diguyur oleh air hujan. Menjadi segar dan jernih dalam menghadapi apapun yang hadir.
Cilegon, 30012018
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar