Langsung ke konten utama

Dunning Kruger Effect - Orang Bodoh yang Merasa Pintar (Pinter, Keminter, Kebelinger)

Kebetulan di jam istirahat saya membuka youtube, milih random gambar yang muncul di beranda, dan saya memilih kajian Kenduri Cinta dengan tagline judul Tidak Ada yang Benar Benar Benar Kecuali Tuhan yang pembicaranya adalah Noe Letto.

Menarik, adalah saat pembahasan Noe Letto mengenai fenomena Dunning-Kruger Effect yakni adanya orang-orang yang menganggap dirinya kompeten, padahal sebenarnya yang bersangkutan tidak kompeten.

Fenomena ini pertama kali diuji dalam serangkaian eksperimen yang dipublikasikan tahun 1999 oleh David Dunning dan Justin Kruger dari Department of Psychology, Cornell University. Studi ini diinspirasi oleh kasus McArthur Wheeler, seorang pria yang merampok 2 bank yang menutupi wajahnya dengan lumuran jus jeruk karena yakin bahwa hal itu akan mencegah wajahnya bisa terekam oleh kamera pengawas. Jelas saja keyakinan itu salah.

Dunning dan Kruger menyimpulkan, untuk beberapa keahlian, orang-orang yang tidak kompeten akan:
1. Cenderung berlebihan menilai level keahliannya
2. Gagal untuk mengenali keahlian diri orang lain
3. Gagal untuk mengenali aspek buruk dari ketidakcakapannya
4. Mengenali dan mengakui kekurangan keahlian diri sebelumnya bilamana mereka mengikuti training terkait keahlian tersebut

Jangan kaget kalau ada orang yang baru tau masalah agama, malah merasa paling tau, paling benar sendiri dan paling heboh sendiri. Jangan heran juga apabila ada yang hobinya berdebat di dunia maya, tapi saat bertemu untuk bicara baik baik malah menolak tidak berani. Mungkin karena takut ketauan semua ilmunya copas dari google.

Dan bisa dibayangkan, bila terjadi pada diri kita sendiri? saat bertemu dan berdebat dengan orang yang bodoh tetapi 'nyolot' dengan kepintarannya.

Inilah kemudian yang membuat penonton dan komentator bola lebih merasa pakar dalam bermain bola. Mereka punya banyak komentar tentang pemain bola yang tidak becus, tanpa mau berkaca dan menilai dirinya sendiri.

Oleh karena itu berhati-hatilah, Wahai Diri! terhadap penyakit orang bodoh ini, Dunning-Kugler Effect yang bisa terjangkit kepada tiap orang yang merasa paling benar sendiri, dimana pada saat yang bersamaan tidak sadar kalau dirinya adalah orang bodoh yang merasa pintar.

Saya tutup tulisan ini dengan sebuah hadist dari Nabi Muhammad Saw.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Jika amanat telah disia-siakan, tunggu saja kehancuran terjadi.” Ada seorang sahabat bertanya; ‘bagaimana maksud amanat disia-siakan? ‘ Nabi menjawab; “Jika urusan diserahkan bukan kepada ahlinya, maka tunggulah kehancuran itu.” (BUKHARI – 6015)

Cilegon, 02052018
Roby Martin

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...