Ada temen yang curhat mengenai pengalaman nya di tinggal pacar dan mengakibatkan dirinya lebih rajin dalam beribadah. Ia kembali ke jalan agama dan mendekati Allah agar hatinya menjadi lebih tenang dan damai.
Kalau sudah begini agama menjadi pelarian saat ia mendapatkan keterpurukan di hidupnya. Terkadang angin anginan, saat butuhnya aja ingat kepada Allah, kalau sudah kumat lagi, bakal kembali kumat seperti dulu. Memang bagusnya jika sudah bisa istiqomah, namun sungguh istiqomah ini sulit, butuh kesungguhan dan komitmen yang luar biasa.
Islam yang secara bahasa berarti berserah diri. Maka beragama 'Positioning' nya harus berserah diri, bukan jadi bahan pelarian. Jika ini terjadi (menjadikan agama sebagai pelarian) maka proses pelarian dari satu tempat ke tempat lainnya. Mencari kepuasan atau bagian yang hilang dari dirinya, yang seolah bisa di temukan di dalam agama. Padahal belum tentu bisa menemukan, jika niat diawalnya tidak disertai oleh rasa berserah diri.
Keterpurukan adalah cara seseorang mencari sandaran baru untu dapat membantu dirinya keluar dari masalah tersebut. Masalah awal yang tidak ia sadari adalah penyebab adanya masalah tersebut karena dirinya sendiri. Cobalah sesekali untuk bisa bercermin dan mengatakan kepada diri sendiri, apakah aku adalah masalah? dan lihatlah, amati pikiran anda, dalam merespon pertanyaan tersebut.
Jadi jangankan menjadikan agama sebagai pelarian, menjadikan agama untuk mencari Tuhan pun tidak akan pernah menemuinya jika kita belum berislam, berserah diri.
Jangan lari, jangan kembali, jangan menjadikan agama sebagai pelarian. Sadarilah dan berserah dirilah. Perhatikan apa yang akan terjadi.
Cilegon, 08012017
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar