Langsung ke konten utama

Spiritualitas Tanpa Tuhan dan Agama

Mereka yang mengaku belajar jalan spiritual akan menemui banyak hal yang menarik dalam hidupnya, terlepas mereka menggunakan Tuhan dan agama ataupun yang tidak sama sekali. Sebab penentu keindahan perjalanan spiritual bukan dari apa yang dia miliki, melainkan dari sesuatu yang tidak dia miliki dan tidak mengetahui apa-apa atasnya.


Dengan kata lain spiritualitas yang sedang kita jalani ini tidak ada titik namun semua koma. Tidak ada benar dan salah, yang ada ketepatan dan kecocokan setiap individu yang menjalaninya masing-masing. Tidak bisa disamakan jalan setiap pejalan spiritual.

Mereka yang menemukan keindahan jalan spiritual melalui agama akan asyik masyuk dalam kekaguman mereka terhadap Tuhan dan sang Nabi. Di dalamnya banyak sekali fenomena rohani yang mirip-mirip dengan mereka yang menjalani laku spiritual tanpa Tuhan dan agama. Mungkin perbedaannya ada pada nama, istilah dan tradisi yang ada di dalamnya, selebihnya mungkin bisa sama saja.

Mengenai ketepatan dan kecocokan ini diserahkan kepada individu yang memilihnya dan yang pasti nampak pada kualitas akhlak yang dihasilkan, bukan pada konsep dan benar salahnya. Artinya perjalanan spiritual ini unik sekali dan hanya kita yang tahu kenikmatan di dalamnya.

Kalau ada yang menanyakan kok bisa betah ya ikut di aliran keagamaan tertentu, kita sendiri bisa menjelaskannya dengan logis di samping ada banyak hal yang tidak bisa dikatakan dengan kata-kata. Hal ini sama dengan keadaan yang dialami oleh mereka yang menjalani spiritualitas tanpa Tuhan dan agama.

Apapun jalan spiritual yang kita pilih, yang terpenting kita bisa membuktikan manfaatnya kepada banyak orang dan tidak keberadaan diri kita tidak merugikan orang lain. Bukan input pilihannya, yang utama adalah output yang bisa dirasakan oleh diri sendiri dan orang lain.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...