Langsung ke konten utama

Sisi Lain Inner Child yang Jarang Diekspresikan dengan Tepat

Bertemu langsung dengan inner child ini saya dapatkan ketika mengikuti kelas zen di puncak Bogor. Awalnya saya kira diberikan terapi atau latihan meditasi agar inner child ini diselesaikan hingga tuntas, namun inner child diberikan tempat untuk diekspresikan dengan cara yang menyenangkan.

Tidak seperti dikenal oleh kebanyakan orang bahwa inner child dianggap sebagai trauma masa kecil sehingga mempengaruhi ketika masuk di usia dewasa kita menjadi orang yang bermasalah, kita sering diberitahu bagi yang punya masalah kesehatan mental yang diterapi adalah inner childnya.

Inner child adalah sifat kekanak-kanakan yang dimiliki pada diri seseorang. Di sini kita seringkali tidak memberikan waktu dan tempat khusus untuk diekspresikan secara tepat. Dalam latihan ini kami diajak melakukan permainan yang pernah kita lakukan di masa kanak-kanak.

Kita mengeluarkan sifat kekanak-kanakan yang riang gembira, terkadang jahil dan nakal, berlarian ke sana ke mari, senang lompat-lompatan, teriak keras, menangis kemudian tertawa, bermusuhan lalu berteman akrab.

Dalam latihan inner child ini saya menemukan pengalaman di tubuh dewasa yang dibawa memasuki kembali sifat kekanak-kanakan. Mungkin selama ini sering diabaikan dan jarang disapa kembali, saat itu saya mulai menyapa dan mengajaknya masuk kemudian menikmati suasana hati menjadi kanak-kanak.

Ternyata sisi lain mengenai inner child ini bukan selamanya tentang trauma masa kecil, namun di sini saya mengalami kembali sifat kekanak-kanakan yang diekspresikan melalui permainan kanak-kanak seperti petak umpet, kejar-kejaran dan bermain dengan riang gembira bersama teman-teman.

Manfaatnya saya jadi menyadari sifat kekanak-kanakan dalam diri dan mengekspresikannya dengan cara yang tepat, sehingga saya bisa masuk dalam suasana hati yang menyenangkan dan tanpa beban masalah hidup orang dewasa.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...