Bertemu langsung dengan inner child ini saya dapatkan ketika mengikuti kelas zen di puncak Bogor. Awalnya saya kira diberikan terapi atau latihan meditasi agar inner child ini diselesaikan hingga tuntas, namun inner child diberikan tempat untuk diekspresikan dengan cara yang menyenangkan.
Tidak seperti dikenal oleh kebanyakan orang bahwa inner child dianggap sebagai trauma masa kecil sehingga mempengaruhi ketika masuk di usia dewasa kita menjadi orang yang bermasalah, kita sering diberitahu bagi yang punya masalah kesehatan mental yang diterapi adalah inner childnya.Inner child adalah sifat kekanak-kanakan yang dimiliki pada diri seseorang. Di sini kita seringkali tidak memberikan waktu dan tempat khusus untuk diekspresikan secara tepat. Dalam latihan ini kami diajak melakukan permainan yang pernah kita lakukan di masa kanak-kanak.
Kita mengeluarkan sifat kekanak-kanakan yang riang gembira, terkadang jahil dan nakal, berlarian ke sana ke mari, senang lompat-lompatan, teriak keras, menangis kemudian tertawa, bermusuhan lalu berteman akrab.
Dalam latihan inner child ini saya menemukan pengalaman di tubuh dewasa yang dibawa memasuki kembali sifat kekanak-kanakan. Mungkin selama ini sering diabaikan dan jarang disapa kembali, saat itu saya mulai menyapa dan mengajaknya masuk kemudian menikmati suasana hati menjadi kanak-kanak.
Ternyata sisi lain mengenai inner child ini bukan selamanya tentang trauma masa kecil, namun di sini saya mengalami kembali sifat kekanak-kanakan yang diekspresikan melalui permainan kanak-kanak seperti petak umpet, kejar-kejaran dan bermain dengan riang gembira bersama teman-teman.
Manfaatnya saya jadi menyadari sifat kekanak-kanakan dalam diri dan mengekspresikannya dengan cara yang tepat, sehingga saya bisa masuk dalam suasana hati yang menyenangkan dan tanpa beban masalah hidup orang dewasa.
Komentar
Posting Komentar