Emosi yang muncul dalam diri manusia akan diterjemahkan oleh pikiran dan dianggap sebagai kenyataan. Munculnya emosi merupakan respon dari otak area amigdala. Amigdala adalah area otak yang bertanggung jawab untuk mendefinisikan dan mengendalikan emosi.
Manusia juga merespon emosi hasil dari reaksi hormonal. Hormon dopamin muncul ketika kenyamanan, motivasi, kecanduan. Hormon serotonin untuk mengatur suasana hati, tidur dan nafsu makan.
Dengan tahu bahwa emosi ini akan selalu ada dalam diri manusia, berarti tidak dapat menghilangkannya selama pikiran kita aktif, nah kalau pikiran non aktif sejenak dengan latihan tertentu apakah mungkin emosi juga berhenti sejenak.
Menurut saya mungkin saja, selama latihan tersebut bukan latihan yang menguatkan pikiran, melainkan pikiran diletakkan sejenak dan di sana akan terjadi lompatan kesadaran yang membuat emosi menjadi netral di titik nol.
Latihan yang menguatkan pikiran seperti hipnosis yang berpusat pada kekuatan kata-kata yang dimasukkan ke dalam alam bawah sadar. Sugesti dan afirmasi dipakai untuk menciptakan robot yang diprogram dengan kata-kata sugestif, yang dikuatkan adalah pikirannya bukan kesadarannya.
Tidak memberikan label emosi di dalam meditasi terjadi dengan alami, tanpa sugesti dan afirmasi. Latihan yang paling mudah dilakukan adalah dengan tidak menilai apapun yang terjadi dalam aktivitas yang sedang anda lakukan.
Dalam latihan tidak menilai ini menghentikan pikiran sejenak sehingga kita dapat menilai dengan objektif dan kalaupun muncul penilaian yang subyektif hal ini didapatkan setelah kita sudah jernih dalam menilainya.
Pada saat emosi muncul, kita tidak mudah masuk dalam penilaian dan pelabelan emosi, melainkan kita menjadi pengamat yang melihat emosi sebagaimana adanya.
Jadi biarkan emosi sedih itu muncul namun kita tidak larut dan lama dipengaruhi oleh emosi sedih tersebut, kita menjadi tuan atas emosi yang datang dan pergi.
Komentar
Posting Komentar