Langsung ke konten utama

Hijrah dan Unhijrah Sama saja, Jika Outputnya Merasa Paling dan Menyebalkan

Pada saat menulis buku ngerasa paling hijrah dan suka nyebelin, memang berdasarkan pengalaman, sudut pandang, konflik, saran, kritik, dan interaksi saya dengan fenomena hijrah.

Ini pun berlaku dengan kondisi sebaliknya, pada saat pasca hijrah di mana seseorang mengalami fase pencerahan karena merasa suwung, wahdatul wujud, hakikat makrifat, mendapatkan kesadaran tertinggi, tercerahkan, pengalaman puncak spiritualitas.

Bagi saya pada saat mereka ngerasa paling dan nyebelin, sebenarnya mereka hanya berganti baju dan tetap melakukan pola tindakan yang sama. Tidak ada yang berubah dari tindakan dan kesadarannya, mereka hanya orang yang tengil dan menyebalkan dengan baju identitas yang berbeda saja.

Hijrah itu baik karena dekat dengan ajaran agama yang penuh kebaikan, begitu pun dengan jalan spiritual yang isinya kebaikan juga. Kita tidak sedang memperdebatkan kebaikannya, namun kita sedang menanggapi output tindakan dan kebermanfaatannya.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...