Langsung ke konten utama

Homo Religiosus

Manusia sebagai homo religiosus memiliki kecenderungan fitrahnya sebagai makhluk beragama.

Dengan beragama manusia diharapkan memahami dan menerima ajaran kebaikan yang bersumber dari agama.

Agama sebagai ajaran kebaikan hadir untuk mengajak umatnya melakukan kebaikan dan manfaat kepada dirinya sendiri dan juga orang lain.

Mereka yang menolak agama (agnostik) bukan karena menolak kebaikan yang ada di agama, namun kebencian mereka muncul dari pengalaman traumatis atas agama. 

Begitupun mereka yang menolak tuhan (ateis), dirinya merasakan ketidakadilan atas peran Tuhan dalam hidupnya. Sehingga Tuhan sebagai sosok otoritas tertinggi dinilai tidak perlu ada dan cukup dirinya yang mengupayakan segalanya.

Mereka yang agnostik dan ateis ini lahir dari rahim rasa kekecewaan, kebencian, trauma dan kemarahan. Padahal keberadaan agama dan Tuhan bukan untuk ditolak, melainkan diterima apa adanya.

Kita sadar bahwa penolakan terhadap agama dan Tuhan adalah tindakan percuma, sebab agama dan Tuhan terbukti selama ribuan tahun bertahan dan itu artinya agama mampu beradaptasi sesuai perkembangan zaman.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...