Fenomena hijrah yang ramai beberapa tahun belakangan ini saya menilainya sebagai hal yang baik, karena berhasil membuat banyak orang hijrah dari yang dulunya jauh dari agama menjadi dekat dengan agama.
Islam sebagai ajaran kebaikan mengantarkan umatnya yang sedang mencoba dekat dengan Islam menjadi pribadi yang lebih baik, damai juga memberikan keselamatan kepada orang lain.
Kebiasaan yang sering terjadi pada orang yang baru hijrah adalah melihat kebenaran yang baru didapatkan sebagai kebenaran yang mutlak dan muncul ghiroh untuk menyampaikan kebenaran kepada sebanyak-banyaknya orang.
Mungkin efek semangat yang berlebihan dan terkesan nyebelin ketika menyampaikan kebaikan sehingga melupakan cara yang santun dan memperhatikan kenyamanan orang lain ketika menyampaikan kebenaran mutlak dan kebaikan yang diyakininya.
Mungkin juga efek pas lagi lucu-lucunya, yang membuat cara menyampaikan kebaikan menggunakan paksaan, nyakitin hati, ujaran kebencian, ancaman, kemarahan dan bentakan suara yang meninggi.
Saya tahu niat baiknya adalah ingin mendapatkan pahala yang besar dan orang lain masuk surga bersama-sama. Sekadar mengingatkan dengan mengajak orang lain berbuat kebaikan.
Sayangnya niat baik, motivasi yang baik, semangat yang baik tidak cukup, jika menggunakan cara yang nyebelin dan di dalam hatinya merasa diri paling hijrah atau paling benar sendiri.
Kita boleh mengajak orang lain melakukan kebaikan, tetapi perhatikan lagi caranya yang lemah lembut, melihat tahapan pendekatan personal agar menyentuh hatinya dahulu, buat dirinya nyaman dan terbuka dengan ajakan kebaikan. Bukan dengan ancaman dan kecaman yang membuat orang takut dan antipati.
Komentar
Posting Komentar