Sekitar tahun 2000an gerakan keislaman punya corak yang khas dan saya bersentuhan langsung dengan gerakan keislaman semenjak sekolah. Khususnya di sekitar daerah Serang, Banten saya dipertemukan oleh tokoh dan aktivis islam yang populer ketika itu.
Bermula dari kajian keislaman yang kami sebut dengan halaqoh pekanan. Saya diajak oleh seorang mahasiswa yang berkenalan di kampus ketika saya dan teman yang satu grup nasyid diundang untuk membawakan lagu rohani keislaman acara di kampus tersebut.Pertemuan awal di kampus membawa saya masuk di babak baru mengenal gerakan keislaman yang bernama gerakan Tarbiyah atau yang punya afiliasi dengan Partai Keadilan Sejahtera (PKS). Awalnya saya tidak mengerti hubungan antara Islam dan politik, mengapa di setiap halaqoh pekanan mahasiswa yang juga karyawan swasta di perusahaan ternama di Banten memakai baju partai, kemudian saya menyebut beliau sebagai Murobbi.
Belum lagi saya sering diikutsertakan di acara kepartaian. Sebagai anak yang polos dan lagi lucu-lucunya, saya nurut dan mengikuti semua ajakan yang diarahkan oleh sang Murobbi. Mulai dari mengikuti acara Musyawarah Daerah PKS Kabupaten Serang, mendatangi rumah ke rumah dengan mengajak memilih caleg partai, menjadi tim sukses pemenangan Gubernur Banten di kalangan pelajar, dan beberapa kegiatan kepartaian lainnya.
Materi pertama yang diberikan ketika halaqoh pekanan adalah mengenai urgensi tarbiyah. Tidak hanya saya yang mengikuti halaqoh, ada juga tiga orang teman saya. Sebelum memulai halaqoh kami membaca Al Quran bergantian, memberikan taujih atau kultum melaporkan hasil mutaba'ah yaumiyah atau evaluasi harian yang di dalamnya ada check list ibadah harian yang sudah kami targetkan mulai dari shalat sunah dhuha, rawatib, tahajud, dzikir al matsurat pagi dan petang, mengaji Al Quran beberapa halaman, bersedekah, riyadhoh atau olahraga dan seterusnya. Kemudian Murobbi memberikan materi tarbiyah kepada kami atau Mutarobbi dan ditutup dengan doa robithoh.
Halaqoh pekanan ini saya ikuti semenjak duduk di Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas sampai Kuliah dan bekerja di Bogor. Saya menyempatkan sepulang dari sekolah dan kuliah untuk datang di agenda halaqoh pekanan, bahkan ketika bekerja di Bogor dan pulang ke Serang seminggu sekali, rutin menyempatkan diri hadir untuk halaqoh pekanan, yang tempatnya sering berpindah-pindah sesuai kesepakatan bersama, kadang di rumah Murobbinya, di masjid kampus, masjid agung serang, lembaga amil zakat, dan meeting room kantor DPW PKS.
Singkatnya, alasan utama mengapa saya bisa lama berada di dalam gerakan Tarbiyah ini adalah karena rasa persaudaraan yang kuat sesama anggota jamaah dan alasan yang mendasar mengapa saya keluar dari jamaah Tarbiyah karena Murobbi sudah jarang hadir lalu kami lebih sering halaqoh pekanan mandiri.
Singkatnya, alasan utama mengapa saya bisa lama berada di dalam gerakan Tarbiyah ini adalah karena rasa persaudaraan yang kuat sesama anggota jamaah dan alasan yang mendasar mengapa saya keluar dari jamaah Tarbiyah karena Murobbi sudah jarang hadir lalu kami lebih sering halaqoh pekanan mandiri.
Komentar
Posting Komentar