Langsung ke konten utama

Tentang Kehilangan dan Sepi yang Tak Bisa Dijelaskan

Kehilangan itu tidak pernah datang dengan cara yang bisa kita siapkan. Ia masuk pelan-pelan seperti asap rokok di ruang tamu, lalu tiba-tiba memenuhi dada. Kadang datang dari kabar kematian orang tua, kadang dari pelukan terakhir seorang kekasih yang bilang, “Maaf, aku harus pergi.” Atau lewat telepon dari rumah sakit yang hanya mengucap satu kalimat pendek, “Ia sudah tiada.” Sisanya adalah hening yang tak bisa kau lawan dengan doa atau air mata.

Dulu, saya kira yang paling menyakitkan adalah kematian. Ternyata yang lebih menyakitkan adalah hari-hari setelahnya—saat tidak ada yang membangunkan kita dengan suara yang familiar, atau ketika meja makan terasa terlalu besar untuk satu orang saja.

Najwa Zebian pernah menulis, “Some people arrive and make such a beautiful impact on your life, you can barely remember what life was like without them.” Dan kehilangan membuat kita terjebak di situ: merindukan sesuatu yang tak lagi bisa dipegang.

Haemin Sunim lebih lembut berkata, “Hati kita patah bukan karena ditinggalkan, tapi karena harapan yang tak lagi bisa kita peluk.” Saya paham, karena di setiap kehilangan, ada harapan kecil yang ikut mati.

Kehilangan memang tak bisa disembuhkan. Ia hanya bisa dipeluk, dijadikan teman perjalanan. Lama-lama kita belajar duduk bersama sepi. Mengobrol pelan-pelan dengan bayangan, menerima bahwa tidak semua yang kita cintai bisa tinggal selamanya.

Karena yang tinggal bukan tubuhnya, tapi kenangan—dan kadang itu lebih berat dari apa pun.


Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...