Langsung ke konten utama

Sempat Akan Masuk Penjara Karena Dianggap Menghina Jamaah

Setelah lama tidak lagi megikuti halaqoh dan sering mengkritisi keputusan dan kebijakan jamaah serta iseng mengganggu orang-orang yang berada di jamaah membuat saya dibenci oleh banyak orang yang ada di dalam jamaah.

Sempat terdengar kabar bahwa saya akan dimasukkan penjara karena perilaku saya yang menyebalkan dan dianggap merusak nama baik jamaah. Namun dengan perhitungan saya adalah orang yang punya banyak jasanya dalam dakwah ketika berjamaah, saya diselamatkan tidak jadi dimasukkan penjara,

Entah benar atau tidaknya pernyataan senior saya di jamaah tersebut, akan tetapi saya percayai sebagai shock therapy agar saya tidak lagi bermain-main api dengan jamaah yang punya kekuasaan, uang yang banyak dan diikuti adanya jerat hukum undang-undang ITE. Saya dapat dengan mudah dijebloskan ke dalam penjara atas dasar pencemaran nama baik dan perbuatan tidak menyenangkan di media sosial.

Dari situ saya lebih memilih diam dalam mengkritisi keputusan dan kebijakan jamaah. Lebih tepatnya saya sudah masa bodoh dan tidak peduli dengan apapun yang berurusan dengan yang ada label jamaah berikut dengan orang-orang yang berada di dalamnya.

Saya lebih fokus mengurusi pekerjaan juga keluarga sendiri, mengikuti komunitas baru dan teman yang baru, begitu juga dengan aktif di beberapa kegiatan yang saya sukai. Ternyata ini lebih produktif dan bermanfaat untuk saya daripada menjadi orang yang tergabung dalam barisan sakit hati jamaah.

Pengalaman merupakan guru terbaik yang mengajarkan saya agar lebih hati-hati dan waspada dalam menghadapi serta menyikapi kejadian dalam hidup, bahwa saya tidak usah lagi langsung mudah tersulut memberikan reaksi dengan mengedepankan emosi sesaat.

Sekarang saya sudah bisa mandiri dan bebas dari beban masa lalu yang bernama jamaah. Saya bisa bebas merdeka mengikuti organisasi manapun yang saya suka dengan ideologi yang berbeda sekalipun, tanpa ditegur dan dinyinyirin oleh orang-orang yang berada di jamaah.

Saya bisa lebih berani lagi dalam mengemukakan opini pribadi mengenai apapun, punya pemikiran yang progresif sebab yang terpenting adalah saya bisa bertanggung jawab penuh atas semua yang saya lakukan dalam ucapan dan tindakan.

Ancaman mengenai penjara itu masih saya ingat dan menguatkan diri saya untuk tidak lagi berurusan dalam interaksi mengenai hal apapun yang berbau nama jamaah. Ini semua tanpa mengurangi rasa hormat dan terima kasih saya, yang dahulu pernah berjasa atas tumbuh kembang dibesarkan dari rahim jamaah.

Saya berada di luar jamaah dengan tujuan agar saya bisa mengembangkan diri lebih baik lagi tanpa dibayang-bayangi nama jamaah, biarkan sekarang cukup membawa nama pribadi saya sendiri, seorang Roby Martin tanpa embel-embel organisasi, jamaah, tokoh tertentu atau yang lainnya. Saya ingin maju di depan publik murni atas nama saya sendiri, berdaulat menjadi diri sendiri dan tidak ditunggangi oleh otoritas siapapun di belakangnya.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...