Teringat waktu masa pandemi Covid lalu, orang terdekat yang kita kenal, muda maupun tua mati dan kejadian ini membuat kita ketakutan sekaligus panik, jangan-jangan setelah mereka saya mendapatkan giliran dijemput oleh kematian.
Ceramah shalat Jumat ketika itu memberikan motivasi kepada jamaah bahwa kita semua ini Camat atau Calon mati, tinggal bagaimana kita dapat menggunakan waktu yang ada untuk bisa bermanfaat bagi orang lain dan punya cukup bekal di akhirat nanti.Motivasi jenis ini sering saya pakai untuk memotivasi saya agar melakukan amal kebaikan demi mendapatkan pahala dan surga. Cara pandang saya melihat kematian bergeser dari takut mati kepada mempersiapkan kematian dengan cara yang terbaik yakni melakukan serangkaian amal kebaikan di dunia.
Ada lagi yang memberikan jokes begini, mengapa kita takut dengan kematian? padahal kita semua yang ada di sini ingin bertemu dengan Tuhan dan masuk surga. Ayo kita mati saja sekarang, toh sudah dijamin masuk surga oleh Tuhan.
Dari sini saya melihat kematian menjadi lebih lucu kemudian menganggap kematian sebagai proses perjalanan kehidupan selanjutanya setelah di alam dunia. Saatnya ruh atau jiwa melanjutkan perjalananya, setelah selesai menempati tubuh fisik menuju ke dimensi kehidupan selanjutnya.
Kemelakatan yang terjadi ketika kita takut akan kematian biasanya karena belum bisa meninggalkan orang-orang yang kita cintai seperti anak dan istri, belum lagi masalah hutang piutang yang belum diselesaikan. Kemelekatan dan ketakutan muncul bukan saja karena kita cinta dunia, namun juga karena kurangnya ilmu mengenai kematian.
Komentar
Posting Komentar