Pembelajaran penting saya pelajari dari organisasi adalah mengetahui batasan untuk mundur, pergi dan jangan kembali. Saya memberikan batasan yang tegas kepada diri saya dan interaksi terhadap orang lain atau organisasi yang tidak begitu baik memperlakukan saya sebagai orang yg pernah aktif di dalamnya.
Isteri selalu memberikan kesan yang tegas dan keras agar jangan lagi mau bergabung dan kumpul dengan orang atau komunitas yang merendahkan diri kamu. Pada awalnya saya punya niat yang baik, kalau ada yang tidak suka dengan saya itu dosa dia sendiri, bukan urusan saya untuk membalasnya, saya fokus kepada niat baik yang sudah saya tanamkan sedari awal.Namun benar saja nasihat yang diberikan oleh isteri benar terjadi, dimana mereka merendahkan harga diri saya dan melupakan jasa besar yang pernah saya bangun di dalam organisasi tersebut. Saya tidak meminta mereka mengingat jasa dan meninggikan harga diri saya, cukup saling menghormati dan bekerja sama sudah saya anggap baik.
Perlakuan yang saya anggap tidak sopan ini yang seharusnya saya punya tindakan lebih tegas dan punya sikap yang tidak lagi membiarkan sikap tidak sopan ini berkelanjutan. Apalagi kalau sudah berurusan dengan istri dan anak-anak, saya akan lebih berani maju ke depan untuk menyelesaikan urusan denga orang atau organisasi manapun, selama yang dilakukan saya sudah benar.
Banyak hal yang sering saya lakukan, orang yang pertama saya mintai saran dan kritiknya adalah istri. Beberapa kali saya ribut dengan orang lain, isteri adalah orang yang sering membantu untuk menyelesaikan, walaupun terkadang orang yang lebih mudah emosional kalau suaminya disenggol sedikit.
Hal ini yang membuat saya agak lebih emosional, saat dimana isteri sudah bicara, mungkin nanti ketika anak-anak sudah bisa mengadu. Patokannya adalah ketika mereka masih di posisi benar dan tidak melanggar hukum, saya masih bisa membela dan mendukungnya, namun jika sebaliknya, saya tidak ragu untuk mengingatkannya.
Komentar
Posting Komentar