Langsung ke konten utama

Siapa yang Tidak Peka?

Kalau ingin dipahami oleh orang lain, biasanya dimulai dari siapa yang mau lebih peka dalam merasakan dan memberi perhatian kepada orang lain, pasangan, teman atau orang yang kita sayangi.

Banyak yang bilang kepekaan akan perasaan ini disebut dengan empati. Empati merasakan yang orang lain rasakan dan simpati ikut merasak kasihan namun tidak merasakan yang dirasakannya. Empati dan simpati ini seperti satu koin dengan dua sisi yang berbeda.

Terkadang kita sering menunggu dan menerima maunya orang lain dahulu yang lebih memahami diri kita. Pada dasarnya memang kita lebih senang menerima daripada memberi. Itulah sebabnya memberi bukan tentang kemampuan, namun tentang cinta yang selalu ingin memberikan yang terbaik.

Saya masih kesulitan untuk terlalu peka terhadap orang lain. Mungkin karena dahulu pernah dikecewakan sehingga masih ada perasaan trauma yang belum tuntas

Ternyata pengalaman pernah dikecewakan dan trauma itu masih membekas dan berpengaruh kepada sikap saya yang lebih berhati-hati dalam memberikan perhatian dan empati kepada orang lain. 

Tidak ingin salah orang lagi dalam memberikan perhatian, kebaikan dan tentu tidak mau dikecewakan lagi untuk yang ke sekian kalinya. Belajar dari pengalaman hidup dan jangan sampai jatuh di lubang yang sama.

Namun kehidupan seringkali mengajak bercanda dengan perjalanannya yang tidak terduga, bisa saja terulang dan mengalami kekecewaan lagi. Ya, tidak apa-apa, untuk belajar dari pengalaman harus dibenturkan dengan masalah hidup yang sama berkali-kali, itu biasa dan selamat merasakan pengalaman traumatik kembali.

Siapa yang tidak peka? jelas saya sebab tidak mau mengulangi kebodohan dan kekecewaan yang diakibatkan karena terlalu peka. Bersikap masa bodoh nampaknya tidak terlalu buruk untuk dilakukan dalam konteks ini.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...