Di ceramahnya yang berlangsung selama 2 jam, tokoh agama ini banyak membahas tentang manfaat bersyukur. Saya takjub melihat kepiawaiannya dalam memainkan emosi umat dengan candaan dan dalil agama yg dia pakai.
Dia mengatakan apa makna bahagia dan bersyukur? cara untuk bisa bahagia adalah dengan memperbanyak rasa syukur kita kepada Tuhan. Bukan bahagia yang membuat kita bersyukur, tetapi bersyukurlah agar kita dapat bahagia.
Saya bertanya-tanya dalam hati, dih nanya sendiri dan jawab sendiri. Lagian yang dia jawab bukan pertanyaan yang dia ajukan, harusnya jelaskan dulu makna bahagia dan bersyukur, baru bisa menjelaskan tentang cara untuk bisa bahagia dengan memperbanyak rasa syukur.
Bagi saya untuk bisa bahagia itu bukan dengan cara memperbanyak rasa syukur. Kita harus mengetahui makna bahagia dan bersyukur dengan jelas. Bahagia adalah perasaan puas ketika keinginannya terpenuhi dan bersyukur adalah kondisi menerima atas apapun yang didapatkan.
Tentang bersyukur ini harus kita jelaskan juga bahwa kondisi menerima itu bukan memaksakan dan menghibur diri untuk bisa bahagia. Lebih baik jujur saja dengan diri sendiri kalau sedang tidak baik-baik saja dan sedang tidak bahagia.
Jadi bagaimana bisa kita bahagia dan bersyukur, jika yang didapatkan tidak sesuai dengan keinginannya. Masa kita memaksakan diri untuk bahagia dengan cara bersyukur? yang ada malah kita mengeluh dan bersyukur digunakan untuk menghibur diri yang sedang sedih dan mengeluh.
Jadi jelas cara untuk bahagia bukan dengan memperbanyak rasa syukur, namun dengan menyadari bahwa saya sedang susah dan sedih. Fungsi menyadari perasaan susah dan sedih ini untuk melihat berapa lama akan bertahan dan berganti dengan perasaan lainnya.
Dari situ kita memahami siklus dari pikiran yang sementara. Sebentar bahagia dan sebentar susah, tidak ada yang selamanya. Sadari saat sedang bahagia nanti juga akan sedih dan begitupun sebaliknya. Hal ini melatih kesadaran kita mengenai perasaan apa saja yang silih berganti dan sementara.
Komentar
Posting Komentar