Dengan kesederhanaan, apapun yang rumit niscaya dapat di sederhanakan menjadi mudah. Pada mulanya agama hadir dengan kesederhanaan, sehingga membuat para pengikutnya menjadi nyaman dan tenang, mengajarkan kebijaksanaan dan kearifan. Para pemegang otoritas agama yang menjadikan agama ini jauh dari nilai nilai kesederhanaan. Lebih mengutamakan kepentingan dan keuntungan misi pribadi sang pemegang otoritas agama.
Tuhan yang lebih dekat dari urat leher berubah menjadi sangat jauh hanya karena ceramah para pendosa yang tidak bisa dekat dengan Tuhan. Seolah sertifikasi agama yang sah itu hanya milik segelintir orang yang berpakaian agamis dan pintar mengolah kata kata yang ada di dalam kitab suci. Kebenaran di pegang dan di kendalikan oleh definisi dan sekumpulan aturan yang rumit. Belum lagi adanya larangan ini dan itu, dosa dan pahala, surga neraka, dan semuanya itu menjauhkan agama yang indah karena kesederhanaannya.
Oleh sebab itu mulai lah dari yang sederhana. Melihat agama sebagai hal yang menyenangkan dan melahirkan budi pekerti tanpa beban aturan aturan yang memberatkan. Sesederhana, menghirup nafas dan merayakan nikmatnya nafas itu sebagai berkat Tuhan yang maha esa.
Serang, 29032017
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar