Langsung ke konten utama

Neraka yang tak di rindukan

Perjalanan hidup saya ini di pertemukan dengan beragam macam orang yang memiliki keyakinan yang berbeda beda, dan saya mengenal nya lebih dekat hingga berdiskusi dengannya. Dulu semasa saya berkumpul dengan komunitas yang islami, pokoknya bagi yang tidak bersyahadat mereka masuk neraka, mereka yang tidak sholat maka masuk neraka, mereka yang bukan islam pasti masuk neraka. Saya terima baik baik prihal ini dulu, sekarang saya meninjau kembali keyakinan ini dengan melihat realitas mereka yang di anggap masuk neraka ini tidak layak dan sebegitu tega nya kalau benar mereka masuk neraka. Mereka melakukan kebaikan, berakhlak baik, gemar sedekah, lho masa hanya karena ibu bapaknya dan lingkungan nya itu kafir, pantas masuk neraka. Di mana letak keadilan, Dia yang maha adil? Apakah ini yang namanya pembalasan sang maha kasih dan maha sayang? Entahlah.. Saya tidak mengerti, biarkan saja Dia yang berhak menentukan semau maunya Dia.

Perkenalan saya dengan sahabat yang kristen, saya mengenal mereka dengan baik, cinta kasih mereka mengajarkan saya untuk dapat mencinta tanpa pamrih. Pertemuan saya dengan tetangga depan rumah yang hindu, keramahan dan senyuman mereka sangat membuat saya rindu dengan kebaikan mereka. Mereka yang atheis dan liberal, penghayatan mereka yang sangat dalam dan prilaku nya membuat saya nyaman untuk berdiskusi lama lama. Ini mereka yang di anggap kafir, belum lagi pertemuan saya dengan mereka yang memiliki aliran keislaman mulai dari salafi wahabi, HTI, PKS, LDII, jamaah tabligh, jamaah isa bugis, ahmadiyah, para pengikut tarekat, dan sebagainya itu saya kenal dengan baik dan kebaikan mereka sangat saya kenang. Baik mereka yang bukan islam dan islam, saya mendokan mereka masuk surga Nya. Bagi mereka yang tidak meyakini adanya surga, selamat melanjutkan perjalanan di kehidupan selanjutnya.

Neraka yang tidak tak di rindukan, hingga saat ini belum ada yang mau merindukan neraka karena memang tidak ada yang mau neraka plus dengan siksaannya, entah mereka yang banyak dosa, kafir, liberal, dan semuanya. Kecuali pernyataan dari rabiah al adawiyah seorang sufi wanita terkemuka, bersedia di keluarkan dari surga dan neraka, asal Allah membersamainya dengan cinta Nya.

Serang, 09042017
Roby Martin

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...