Awalnya sempat aneh dan kaget, saat sang guru suka ketawa tanpa sebab. Ketawa di sepanjang kelas pengajaran yang telah di berikan. Dalam hati bergumam, ini pasti orang gila. Ngajar kok kebanyakan ketawanya. Karena tidak enak kalau hanya diam, saya pun memaksakan diri untuk tertawa. Meski pada mulanya ketawa pelan, lama lama terbawa ketawa keras, sekeras ketawa sang guru. Setelah mengenalnya, pantas nama beliau adalah singkatan, raja tawa pangeran bahagia.
Di lain kelas, tertawa ini menjadi lebih ekstrim. Tertawa meluap luap karena rasa yang hadir tanpa sebab keluar tertawa dan tangisan. Saya ikuti sambil merasa aneh. Ini apa apaan. Dulu sih di pengajian ustadz bilang ketawa itu mematikan hati dan perbanyaklah menangis karena dosa penyesalan. Dengan keanehan ini, saya terus mengikuti pengajaran yang mengantarkan kepada tertawa dan tangisan. Sampai akhirnya tertawa dan tangisan itu menjadi hal yang lumrah.
Tidak harus menunggu lucu untuk dapat tertawa dan tidak harus menunggu hal yang membuat sedih untuk bisa menangis. Tawa dan tangis itu menjadi doa dalam kehidupan saya.
Cilegon, 27032017
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar