Langsung ke konten utama

Bertahan dengan Penderitaan Atau Kehilangan

Beberapa dari kita ada yang memilih bertahan dengan penderitaan daripada kehilangan seseorang yang dianggap paling berharga membersamai kehidupannya. Alasan utamanya adalah karena bertahan dengan penderitaan masih lebih mending, tidak terlalu sakit ketika kehilangan atau berpisah.

Kondisi dimana sepasang kekasih yang tidak bisa lepas dari hubungannya yang banyak masalah dan lebih memilih menikmati penderitaannya daripada kehilangan kekasih yang dicintai sampai mati.

Mari kita urai kerangka berpikir yang kurang tepat dalam kondisi ini. Seseorang yang terus menerus disakiti dan hidupnya diisi oleh rentetan penderitaan yang tidak berhenti-henti, sebenarnya mereka tahu penyebab dan solusinya, pergi dan menjauh dari sumber masalahnya.

Sumber masalahnya adalah pasangan yang toxic, putus dan pergi demi menghindari kerusakan pada dirinya sendiri yang lebih parah. Namun solusi ini tidak mudah dilakukan karena sudah terjebak kepada pola berulang dan ketergantungan dengan sumber masalah tersebut.

Terjebak pada hubungan yang racun atau toxic relationship membuat kita dalam kondisi rumit, maju kena dan mundur pun kena. Yang kita bisa lakukan adalah bertahan dalam penderitaan, seolah kita kecanduan dengan penderitaan yang menyesengsarakan diri sendiri.

Pola berulang yang letak masalahnya di situ-situ saja, kita sudah khatam bagaimana awal dan akhir dari keseluruhan kejadian yang menimpa secara berulang-ulang. Di samping itu kita akan diseret dengan ketergantungan oleh orang tersebut, meski menyebalkan namun kita mendapatkan sedikit ketenangan dengan tindakan baiknya yang memberikan secercah harapan, nanti ia akan berubah lebih baik.

Memilih bertahan dengan penderitaan yang tidak ada ujungnya merupakan pilihan buruk dari yang terburuk, berpisah yang menyebabkan rasa kehilangan adalah hal yang terburuk dan menghentikan semua harapan.

Untuk itu ia menghindari kehilangan, bertahan untuk tidak kehilangan orang yang ia cintainya yang sekaligus ia benci karena tidak bisa lepas dari hubungan yang tidak sehat ini. Ia menggabungkan cinta dan benci dalam hubungannya, cinta untuk meredakan benci dan benci adalah bara api yang sakitnya digenggam sendiri.

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...