Langsung ke konten utama

Mencari Pelarian dan Pelampiasan Hidup

Kehidupan seringkali mempersembahkan kita dengan tantangan dan tekanan yang sulit diatasi. Dalam menghadapi hal-hal tersebut, manusia cenderung mencari pelarian dan pelampiasan sebagai cara untuk menghadapi kenyataan yang tak terelakkan. Namun, apa yang sebenarnya terjadi ketika kita memilih jalur ini? Mari kita telusuri lebih dalam.

Pelarian adalah refleksi dari keinginan manusia untuk melepaskan diri dari realitas yang sulit atau tidak menyenangkan. Salah satu contoh yang sering terjadi adalah ketika seseorang terjebak dalam rutinitas yang monoton dan mencari pelarian dalam dunia khayalannya. Misalnya, seseorang yang stres dengan pekerjaannya mungkin akan meratapi keadaannya, tetapi menemukan pelarian dalam membaca buku, menulis cerita, atau bahkan bermain video game. Dalam dunia ini, mereka bisa menjadi apa pun yang mereka inginkan, dan itu memberi mereka rasa kendali yang mereka rindukan.

Namun, pelarian juga bisa menjadi dua sisi mata uang. Meskipun sementara menghibur, pelarian seringkali hanya menyembunyikan masalah yang sebenarnya daripada menyelesaikannya. Ketika seseorang menggunakan pelarian sebagai mekanisme menghindari tanggung jawab atau menutupi perasaan yang tidak nyaman, itu dapat menyebabkan pertumbuhan pribadi yang tertahan dan bahkan memperburuk masalah yang ada.

Di sisi lain, pelampiasan adalah cara kita mengekspresikan emosi dan energi yang kita rasakan. Misalnya, seseorang yang marah mungkin akan mengeluarkan emosinya melalui olahraga atau seni. Aktivitas-aktivitas ini memberi mereka cara yang sehat untuk meredakan stres dan menciptakan keseimbangan dalam hidup mereka.

Namun, pelampiasan yang tidak sehat juga merupakan ancaman. Contohnya adalah ketika seseorang menggunakan alkohol atau obat-obatan sebagai pelampiasan untuk masalah psikologis yang mendasarinya. Alih-alih menyelesaikan masalah, pelampiasan semacam itu hanya mengubur masalah lebih dalam, menciptakan ketergantungan dan masalah baru.

Ketika kita mencari pelarian dan pelampiasan dalam hidup, penting untuk menemukan keseimbangan yang tepat. Pelarian dan pelampiasan bisa menjadi alat yang bermanfaat untuk mengatasi tekanan dan stres, tetapi hanya jika digunakan dengan bijak. Kita harus belajar menghadapi realitas hidup dengan bijaksana, tidak hanya melarikan diri dari masalah, tetapi juga mengekspresikan emosi dan menyelesaikan masalah dengan cara yang sehat dan produktif.

"Sebuah pelarian sementara mungkin membawa kenyamanan, tetapi hanya dengan menghadapi kenyataan yang sebenarnya kita dapat menemukan kedamaian dalam hidup."

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...