Langsung ke konten utama

Kamu Bukan Rumah

Rumah adalah tempat kita untuk berkumpul bersama keluarga. Pulang ke rumah berarti kita sedang kembali ke tempat yang bisa menghilangkan segala lelah, makanan tersedia dengan mudah, kenyamanan tempat tidur, keseruan bermain bersama anak dan istri.

Bagaimana jika rumah itu orang lain yang kita anggap sebagai orang yang dicintai dan bisa memberikan semua kenyamanan yang sudah kita idam-idamkan. Orang lain ini nantinya bisa menjadi pasangan hidup kita yang akan menemani masa tua kita dengan segala kerumitan dan kesenangan yang ada di dalamnya.

Bagaimana juga jika yang disebut dengan rumah adalah diri kita sendiri. Rumah bukan ada di orang lain atau di benda tertentu, namun ada di dalam diri kita. Ini menarik, kita dapat menyelami kedalaman diri kita sendiri dengan belajar mencintai diri. Kita sadar bergantung dengan orang lain membuat menderita, sebab kita tidak dapat mengendalikan orang lain dan tidak bisa memaksa orang lain untuk memenuhi semua maunya kita.

Rumah sebagai orang lain maupun diri sendiri, keduanya merupakan pilihan kita sendiri. Biasanya ketika sudah lelah dengan bergantung dengan orang lain, ia akan kembali ke diri sendiri. Perasaan kecewa yang muncul pada saat menjadikan orang lain sebagai rumah, dikembalikan kepada diri sendiri agar kita bisa bertanggung jawab penuh atas setiap keputusan hidupnya.

Untuk bahan pembelajaran hidup, kita memerlukan penderitaan demi mengetahui jalan hidup apa yang sebaiknya kita ambil, tanpa penderitaan yang kita terlalu nyaman dengan kenikmatan hidup yang membuat kita terlena dan tidak mau belajar.

Rumah adalah diri kita sendiri, dengan ini kita belajar untuk bisa mencintai diri sendiri tanpa bergantung dengan orang lain. Kita memusatkan seluruh kehidupan kepada diri sendiri, bukan orang lain. Kita menempatkan diri sendiri sebagai penentu utama dan bertanggung jawab penuh atas semua tindakan yang dilakukan. Mungkin akan terkesan egois, namun ini merupakan cara diri untuk bisa lebih peduli dengan kebutuhan dirinya.

Kamu bukan lah rumah dan aku adalah rumah bagi diriku sendiri. Kamu adalah orang lain yang sedang main atau bertetanggaan dengan rumahku. Aku adalah tuan rumah yang memiliki kendali penuh atas semua yang ada di dalam rumahku. Kamu bukan lah rumah, rumahku di sini dan saat ini. 

Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...