Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Juli, 2023

Mengantar dan Jemput Anak Sekolah

Sepulang dari kerja shift 2 dan tidur sekitar jam 1 dini hari, saya sudah meniatkan diri untuk bisa mengantarkan anak pertama masuk sekolah SD untuk pertama kalinya. Untungnya tubuh ini punya kesiapan yang bagus untuk tidak mengantuk dan bisa mengantarkan bersama istri dan anak kedua. Anak pertama saya sudah mandi dan memakai pakaian muslin, dia semangat sekali bisa masuk sekolah SD dan bertemu dengan teman-teman barunya. Papan nama khas orang ospek dipakai dan bertuliskan Nusantara Bhumi Aguna (Nubhu), nama yang panjang pemberian dari istri yang maknanya indah sekali, menjadi manusia yang bermanfaat bagi bumi nusantara. Kami sengaja memilih Sekolah Dasar Islam Terpadu dengan alasan agar mendapatkan pendidikan agama yang baik dan dekat dengan rumah. Setelah kami melihat langsung masa pengenalan sekolah yang dibawakan oleh para gurunya, kami merasa senang dan bangga bisa memasukkan sekolah di sana. Pengalaman saya bisa mengantarkan dan menjemput anak sekolah, membawa ingatan pada momen ...

Takut Mati Meskipun Saya Akan Bertemu dengan Tuhan

Teringat waktu masa pandemi Covid lalu, orang terdekat yang kita kenal, muda maupun tua mati dan kejadian ini membuat kita ketakutan sekaligus panik, jangan-jangan setelah mereka saya mendapatkan giliran dijemput oleh kematian. Ceramah shalat Jumat ketika itu memberikan motivasi kepada jamaah bahwa kita semua ini Camat atau Calon mati, tinggal bagaimana kita dapat menggunakan waktu yang ada untuk bisa bermanfaat bagi orang lain dan punya cukup bekal di akhirat nanti. Motivasi jenis ini sering saya pakai untuk memotivasi saya agar melakukan amal kebaikan demi mendapatkan pahala dan surga. Cara pandang saya melihat kematian bergeser dari takut mati kepada mempersiapkan kematian dengan cara yang terbaik yakni melakukan serangkaian amal kebaikan di dunia. Ada lagi yang memberikan jokes begini, mengapa kita takut dengan kematian? padahal kita semua yang ada di sini ingin bertemu dengan Tuhan dan masuk surga. Ayo kita mati saja sekarang, toh sudah dijamin masuk surga oleh Tuhan. Dari sini sa...

Ajaran, Budaya dan Teologi

Dalam agama ada tiga hal yang seringkali keberadaaanya tidak disadari dan mencampur adukan seolah berasal dari agama, padahal kalau mau kita telaah dan teliti lebih detail lagi bahwa ada yang namanya ajaran, budaya dan teologi. Untuk bisa mengidentifikasi apa itu ajaran, budaya dan teologi yang ada di dalam agama, kita harus mengetahui dan memisahkan terlebih dahulu mana yang masuk ke dalam kategori ketiganya. Jangan sampai kita gagal paham, yang membuat kita menyamaratakan semuanya berasal agama, padahal itu bagian dari ajaran, bukan bagian budaya dan teologi. Ini bagian budaya di dalam agama, bukan ajaran atau teologi. Begitupun dengan teologi pun terpisah dengan ajaran dan budaya. Sekarang kita coba perjelas dengan contoh ajaran yang ada di agama, sedekah atau berbagi dalam bentuk menyisihkan sebagian rezeki kita kepada orang lain, ajaran sedekah ini ada hampir di semua agama. Sebab ajaran ini bersifat universal, setiap agama memiliki kesamaan ajaran yang berisikan kebaikan yang uni...

Waktu untuk Tidak Menikah

Saya sering menyarankan kepada teman untuk jangan buru-buru menikah sambil saya memberikan sejumlah alasan logisnya agar mudah dimengerti dan memperhitungkan resiko serta keputusan yang diambil. Menikah tidak seindah apa yang dikatakan oleh para Ustadz yang sering mengajak nikah dan nikah lagi (poligami). Ajakan mereka itu tidak disertai dengan cara menangani kusutnya rumah tangga yang berakhir pada perceraian. Anehnya ada Coach yang menyarankan kalau ada istri yang tidak menerima syariat Allah yakni poligami, istri tersebut boleh diceraikan dan memilih istri yang menerima syariat Allah dan sunnah Rasul yang mulia. Terlepas dari itu menikah adalah pilihan, bukan sebuah kewajiban. Melihat pernikahan jangan berhenti di kenikmatan dan keindahannya, sebaiknya lihat juga keributan dan masalah yang ada di dalamnya. Tanpa kebijaksanaan yang cukup, pernikahan akan menjadi masalah hidup yang tidak kunjung usai, baik yang belum, yang akan maupun yang telah menikah. Kebijaksaan yang dimaksud adal...

Doraemon dan Kemudahan Hidup Nobita

Setiap hari Minggu tontonan film kartun kesukaan saya semenjak Sekolah Dasar adalah Doraemon. Saya suka dengan karakter Doraemon yang mempermudah kehidupan Nobita yang sial dan bodoh itu. Lama kelamaan saya mulai menyamakan nasib hidup saya sama dengan Nobita. Saya berandai-andai, bagaimana enaknya hidup dengan sejuta kemudahan yang dibantu oleh robot kucing dengan alat ajaibnya dan bisa memenuhi segala keinginan Nobita. Doraemon bagi Nobita memiliki kemampuan seperti halnya Tuhan yang mampu mengabulkan segala doa dan menghilangkan segala kesulitan hidup. Saya membayangkan Doraemon ini ada di kehidupan nyata, untuk membantu saya ketika saya ada dalam kesulitan, minimal punya pintu ajaib ke mana saja, saya rasa sudah cukup untuk menyenangkan hati yang bisa dipakai healing dan jalan-jalan ke mana saja. Keseruan menonton Doraemon ini muncul saat ada rasa penasaran mengenai alat ajaib apa yang muncul ketika Nobita mengalami masalah di hari-hari sialnya. Mulai dari masalahnya dengan Giant, ...

Memori yang Tersimpan di Sel-Sel Tubuh

Untuk bisa menyembuhkan luka saat terjatuh, obatnya bisa dengan mudah kita temukan di apotek atau semudah kita memakai obat merah yang biasa tersedia di rumah kita, cara penanganannya sudah lumrah diketahui dan diobati dengan punya perkiraan kapan waktu sembuhnya. Berbeda dengan yang terluka adalah batinnya, seringkali kita kebingungan menggunakan cara yang seperti apa dan bagaimana. Kebanyakan dari kita kesulitan untuk menyembuhkannya sendiri dan kalaupun memerlukan bantuan profesional belum tentu langsung sembuh sehingga mencoba berbagai macam cara agar lekas sembuh secara lahir dan batin. Keadaan saat memori terluka dan tersimpan di dalam sel-sel tubuh. Luka batin erat sekali dengan memori atau ingatan yang terluka di masa lalu dan rekamannya disimpan pada sel-sel tubuh, bukan hanya di kepala namun bisa juga di bagian tubuh yang lain. Pikiran dan tubuh ini saling terkoneksi satu sama lain, pikiran mempengaruhi tubuh dan begitupun sebaliknya. Adapun mengenai perasaan, ia adalah pikir...

Gagal Nyaleg 2024 dan Tahun Politik Berikutnya

Pada saat saya aktif mengisi menthoring atau kajian di Rohani Islam (Rohis) SMA pernah diramalkan oleh seorang guru yang juga aktivis dakwah Hizbut Tahrir bahwa selepas lulus kuliah akan mencalonkan diri sebagai Calon Anggota Legislatif (Caleg) dari Partai Islam berlambang bulan sabit kembar. Dengan tegas saya mengatakan bahwa tidak mungkin saya menjadi Caleg karena kemurnian dakwah dan itikad baik saya hanya berkhidmah sebagai alumni Rohis mengisi menthoring kepada adik-adik Rohis. Meski dari wajah beliau nampak tidak meragukan ucapan saya, kenyataannya hingga detik ini saya tidak akan menjadi Caleg. Di sekolah dan kampus memang menjadi lahan kaderisasi dakwah yang sudah ditargetkan oleh pergerakan islam, khususnya yang paling masif dan terstrukrur berasal dari gerakan Hizbut Tahrir Indonesia (HTI) maupun gerakan Tarbiyah (PKS). Wajar bila guru tersebut menduga saya akan menjadi caleg, biasanya mereka yang aktif menjadi juru dakwah di sekolah dan kampus, di kemudian hari akan Caleg di...

Pinjol Solusi Hidup Masa Kini

Pinjol atau pinjaman online ini sudah merebak dimana-mana, menawarkan kemudahan dan sejuta kenikmatan agar kita berani mengambil uang sebesar-besarnya. Tanpa harus khawatir mengembalikan bunganya yang begitu besar sebab kita bisa membayar semua keinginan yang mendesak maupun yang disebabkan oleh FOMO (Fear Of Missing Out). Tidak perlu berceramah mengenai dosa riba dan bahaya pinjol, mereka ini sebenarnya sudah tahu mengenai dosa dan bahayanya, namun keserakahan dan desakan kebutuhan hidup memaksa mereka untuk mengambil pinjol sebagai solusi hidup masa kini. Daripada meminjam kepada tetangga dan teman yang resikonya adalah permusuhan dan keributan, dengan pinjol kita hanya berurusan dengan debt colector atau preman yang bisa diatasi dengan kabur, banyak berdoa, minta bantuan LSM, dan banyak cara ajaib agar kita bisa bebas dari pinjol. Tentu bukan dengan membayarnya, namun dengan cara tidak membayarnya dengan dalih bayar pinjol tidak wajib kata Pak Mahfud MD. Mahfud MD mengatakan, kepada...

Meratapi Kebodohan di Masa Lalu

Saya mencoba mengingat-ingat lagi kebodohan mana saja yang masih membekas untuk diratapi yang nantinya ingin saya menyesalinya dan ingin mengambil pembelajaran hidup dari kejadian tersebut. Saya ingat ada beberapa hal kejadian dalam hidup yang ingin saya temui di alam pikiran, saya coba masuk ke dalamnya lagi, merasakan kebodohan dan kesedihan secara bersamaan, saya melihatnya kembali untuk mengubahnya dengan perspektif yang berbeda, yang lebih baik dan bermanfaat untuk kehidupan yang akan datang. Saya amati kejadian tersebut, oh ini kebodohan, nah ini yang membuat saya bersedih, yang ini menyakitkan hati dan pada saat itu saya belajar untuk menyembuhkan dan bangkit melanjutkan hidup yang lebih dewasa dan bertekad kuat agar tidak mengulanginya kembali. Walaupun terkadang kesalahan dan kebodohan itu akan terulang kembali, awal yang terbayang adalah rasa sakit hati dan dampak buruk yang harus saya tanggung. Otomatis kebodohan tersebut tidak saya lakukan, untuk hal ini saya gunakan alarm ...

Mundur, Pergi, dan Jangan Kembali

Pembelajaran penting saya pelajari dari organisasi adalah mengetahui batasan untuk mundur, pergi dan jangan kembali. Saya memberikan batasan yang tegas kepada diri saya dan interaksi terhadap orang lain atau organisasi yang tidak begitu baik memperlakukan saya sebagai orang yg pernah aktif di dalamnya. Isteri selalu memberikan kesan yang tegas dan keras agar jangan lagi mau bergabung dan kumpul dengan orang atau komunitas yang merendahkan diri kamu. Pada awalnya saya punya niat yang baik, kalau ada yang tidak suka dengan saya itu dosa dia sendiri, bukan urusan saya untuk membalasnya, saya fokus kepada niat baik yang sudah saya tanamkan sedari awal. Namun benar saja nasihat yang diberikan oleh isteri benar terjadi, dimana mereka merendahkan harga diri saya dan melupakan jasa besar yang pernah saya bangun di dalam organisasi tersebut. Saya tidak meminta mereka mengingat jasa dan meninggikan harga diri saya, cukup saling menghormati dan bekerja sama sudah saya anggap baik. Perlakuan yang ...