Salah satu cara untuk mentrigger kesedihan adalah dengan merasakan kehilangan. Semakin dalam rasa kehilangan maka kita pun diajak masuk ke dalam labirin kesedihan.
Kesedihan identik dengan tangisan, karena respon tubuh dalam mengekspresikan adalah dengan mengeluarkan air mata, sesegukan dan kadang memukul tubuhnya atau benda terdekatnya.
Lebih luas lagi kesedihan bisa diekspresikan melalui tulisan. Strukturnya adalah apa-apa yang ada di pikiran dan perasaan dilepaskan melalui media tertentu.
Dengan melepaskan apa-apa yang menggantung atau tertahankan di pikiran dan perasaan akan keluar terlepas dan ada perasaan lega.
Kelegaan emosional ini harus dihabiskan. Jika ingin menangis habiskan hingga tuntas, sampai tidak bersisa dan dengan sendirinya tergantikan dengan kebalikan dari emosi yang dilepaskan.
Yang tadinya sedih akan berganti tawa, atau setidaknya perasaan 'plong'. Nah, kemudian dari sini lah kita dapat melihat kembali, bahwa saat ini kita tidak bisa terus menerus menangis dan harus punya tindakan yang lebih baik lagi.
Kesedihan yang dilepaskan akan melegakan, kehilangan yang diterima akan mengutuhkan. Dengan begitu, kita menemui rasa sedih dan kehilangan tanpa diikuti penolakan, namun diterima dengan rasa yang hadir, penuh dan utuh.
Komentar
Posting Komentar