Mata adalah jendela pikiran manusia, melihat seseorang dari matanya sama dengan masuk ke dalam ruang batinnya.
Setelah melalui matanya, kemudian ekspresi wajah memunculkan respon yang berasal dari pikiran dan perasaannya.
Ikatan emosional ini menyambung dan sampai melampui ruang dan waktu, seseorang dapat masuk dalam suasana ikatan emosional ketika dirinya menautkan dalam penyatuan (divosi).
Penyatuan atau divisi ini punya kemampuan menarik apapun yang ada di dalam sosok yang dituju.
Jika dalam tradisi islam ada istilah bertawasul, penyatuan antara yang mendoakan dan yang didoakan terjadi ikatan emosional satu sama lain tanpa didasari.
Bahkan di level metafisik, jika yang ditarik adalah karomah atau kesaktian yang diinginkan, bukan tidak mungkin hal tersebut akan masuk sesuai apa yang ditarik oleh pikirannya.
Bermain-main di dunia pikiran atau energi yang berisi kesaktian memang seru dan bisa dipamerkan, namun tetap ada resikonya.
Lebih dari itu semua, relevansinya dengan ikatan emosional adalah apa yang kita ikat melalui suasana batin yang penuh akan sampai pada yang dituju.
Blessing atau dalam istilah lain pemberkatan seorang guru akan sampai kepada muridnya, ketika dalam kondisi tertentu menangkap energi cinta yang disebarkan.
Pada saat anda mengetahui konsep ini, berhati-hatilah terhadap ikatan emosional yang anda bangun terhadap siapapun dan apapun, karena itu lah yang akan membentuk realita di kehidupan.
Komentar
Posting Komentar