Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari Februari, 2024

Antara Penolakan Metamorfoshow HTI dan Pengusiran Kajian Syafiq Basalamah

Melihat bagaimana perlakuan dikriminatif mereka yang mengusung khilafah dan paham wahabi, rasa empati saya tiba-tiba ikut merasakan penolakan dan pelarangan terhadap ajaran dan tokoh agama. Mengenal lebih dekat HTI tidak cukup dari katanya, saya melihat secara langsung meriahnya acara Konferensi Khilafah Internasional yang di adakan di Gelora Bung Karno. Saya datang bersama beberapa teman dari daerah untuk meramaikan bagaimana HTI mampu mendatangkan massa yang banyak. Begitupun ketika mengenal paham wahabi salafy, interaksi langsung dengan pendakwahnya, saya diajarkan ilmu bahasa arab, nahwu dan sharaf secara intensif. Mengikuti kajian salafy di luar kota lengkap dengan baju gamis beserta celana cingkrangnya. Benar HTI masih mengusung khilafah islamiyah dan jangan dipungkiri Syafiq Basalamah tokoh wahabi di Indonesia. Tetapi kebebasan mereka dalam menyebarkan paham dan ajaran yang dianggap baik, selama tidak melanggar hukum, kita tidak usah sampai menolak dan sampai mengusirnya. Kita ...

Motif Tindakan

Sebelum menilai buruk orang lain, sebaiknya lihat dulu motif dan latar belakang di balik tindakannya.  Dengan tahu motifnya, kita jadi mengerti alasan dari tindakannya. Dengan tahu latar belakangnya, kita jadi mengerti faktor pembentuk tindakannya. Setelah mengerti alasan dan faktor pembentuk tindakannya, kita akan melihat pola tindakan berulang yang sering orang tersebut lakukan.  Dari situlah kita bisa memaklumi tindakannya, mengamati pola tindakannya di masa lalu dan memprediksi tindakannya di kemudian hari.

Bebas dari Takut dan Khawatir

Kalau kita mau bebas dari perasaan takut dan khawatir. Caranya dengan nanggepin yang sedang terjadi (kenyataan), bukan nannggepin yang ada di sebelum (masa lalu) dan sesudah (masa depan). Nanggepin yang sedang terjadi tuh, sesederhana dengan sadar sedang bernafas, berjalan dan gerak pikiran sendiri. Dengan begitu ketakutan dan kekhawatiran hadir sebagai lintasan pikiran yang tidak perlu ditanggapi dan masuk ke dalam suasana perasaan tersebut. Dan ingat, banyak toh yang kita takutkan dan khawatirkan hanya terjadi di pikiran, sedangkan kenyataannya tidak pernah terjadi?

Serangan Fajar; Harga dari Pertukaran Uang dengan Pencoblosan Caleg

Besok pemilihan presiden beserta perangkat anggota legislatif lainnya, mendapat kabar banyaknya caleg yang membagikan uang atau membangunkan aula dan memperbaiki jalan raya kepada masyarakat. Sedangkan mereka yang menolak membagikan uang, diganti dengan memberikan sembako, buku, kipas, kalender dan barang lainnya. Di komplek perumahan tempat saya tinggal ada yang membagikan uang dengan seruan memilih dia. Tentu saya tolak dengan lembut, maaf bisa kasih saya uang yang lebih besar dari ini?  Larangan menerima uang sogokan ketika pemilihan umum sering disuarakan oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat, mungkin secara sadar banyak yang setuju namun secara realitas mereka butuh uang untuk kebutuhan hidup sehari-hari.  Uang sogokan dahulu muncul di waktu fajar (subuh) tiba dibagikan ke konstituen daerah pemilihannya, populer masyarakat mengenalnya sebagai serangan fajar. Besaran serangan fajar jumlahnya variatif, di kota ada di angka 100 ribu sampai 300 ribu per orang. Bisa dibayangka...

Mungkin Jokowi Bisa Melebihi Masa Berkuasa Soeharto

Isu Jokowi 3 periode sudah bergulir dengan majunya Gibran sebagai wakil presiden mendampingi Prabowo. Nampaknya Jokowi lebih suka dengan pemenangan capres 2024 memenangkan Prabowo Gibran daripada usungan PDI P, babak baru dinamika politik Indonesia yang menarik dan penasaran dengan hasil akhirnya bagaimana juga seperti apa. Kemudian lumrah saja jika Jokowi mengulurkan bantuan kekuasaan politik kepada anaknya, di samping memberikan dukungan abu-abu kepada partai pengusungnya. Kalau dibukukan, kisah politiknya Jokowi ini banyak adegan plot twistnya, yang kita pikirkan politik Indonesia ya begini-begini saja, ternyata ada adegan tidak terduga yang membagongkan banyak orang. Peluang Jokowi beserta keluarganya berada di lingkaran kekuasaan bisa diperpanjang durasinya dengan kemenangan Prabowo Gibran. Setidaknya bisa 25 tahun atau bahkan lebih. Skemanya sudah terlihat dengan jelas dengan hitung-hitungan 5 tahun Gibran menjadi Wakil, di putaran pilpres berikutnya bisa mencalonkan diri sebagai...

Terjadi Jeda

Menyadari betapa pentingnya memberikan jeda saat sedang lelah berjuang merupakan langkah yang krusial dalam menjaga keseimbangan hidup. Ketika tubuh dan pikiran mengalami kelelahan, memberikan waktu istirahat bukanlah tanda kelemahan, tetapi justru investasi dalam kesehatan mental dan fisik. Jeda tersebut memberikan kesempatan untuk meresapi pengalaman, merenung, dan memulihkan diri agar dapat kembali dengan semangat yang baru. Selain itu, penting memilih teman yang bisa saling mendukung juga menjadi faktor penting dalam menjalani kehidupan. Teman-teman yang memberikan dukungan positif mampu mengangkat semangat dan membantu mengatasi tantangan. Hubungan yang saling mendukung tidak hanya memberikan kebahagiaan tetapi juga menjadi fondasi kuat dalam menghadapi berbagai rintangan. Jangan terlalu memaksakan diri dan cobalah mengutamakan hidup alami, mengalir, apa adanya, adalah filosofi yang membawa kedamaian. Terkadang, keinginan untuk mencapai sukses dapat membawa tekanan yang berlebihan...

Merasakan Kembali Vibes Pengajian di Masjid Pemuda Hijrah

Malam minggu sebelum waktu sholat isya saya langsung bergegas ke Masjid yang menjadi pusat pergerakan Pemuda Hijrah di kota Serang dan sekitarnya. Sesuai dengan perhitungan saya, sampai di pakiran masjid gema azan waktu sholat isya sudah berkumandang dan saya langsung mengambil shaf pertama untuk melakukan sholat sunnah qobliyah. Tidak disangka tepat di sebelah kanan saya ada senior di lembaga dakwah kampus yang terkenal dengan semangat poligaminya, sampai dia menamakan dirinya Abu Ta'adud yanga artinya bapak poligami. Sengaja saya menundukkan kepala dan tidak mau disapa bersalaman dengannya, pikir saya akan ribet berurusan dengan Abu Ta'adud ini. Masjid yang terbilang kecil ini dipadati para pemuda dan pemudi hijrah, tampilan wajah mereka masih belasan dan 20an tahun, semangat mereka lagi bagus-bagusnya untuk mau hadir pengajian di malam minggu. Sekalian membawa pacarnya, pengajian ini bagus untuk tempat ngedate yang islami, semacam pacaran islami yang ngedatenya aja di masjid...

Takut Beranjak Dewasa

Di masa kanak-kanak ingin cepat lekas dewasa, dalam bayangan pikiran anak-anak masa dewasa nampak mendapatkan banyak akses kemudahan. Orang dewasa sudah punya uang sendiri dan bisa jajan memenuhi semua keinginan random anak-anak. . Orang dewasa juga banyak melakukan hal-hal yang kelihatannya menyenangkan dan tidak boleh dilakukan oleh anak kecil. Dambaan anak-anak adalah ingin cepat dewasa dan jadi seperti yang kita inginkan. Sayangnya kenyataan tidak seperti yang dibayangkan, ketika sudah dewasa kita ditampar oleh kenyataan hidup yang banyak masalahnya. Orang dewasa dituntut bisa menyelesaikan semua permasalahan hidup, mulai dari masalah percintaan, ekonomi, perceraian, pernikahan dan serentetan masalah hidup lainnya. Kalau dipikir-pikir masih mending masa kanak-kanak yang banyak waktu bermain dan masih dalam tanggungan orang tua. Semua masalah hidup bisa diselesaikan dengan menangis, setiap keributan dengan kakak atau adik bisa selesai dengan meminta maaf kemudian main bersama lagi. ...

Melatih Diri dalam Mengingat Ingatan

Saya sering mengingat banyak hal dari masa lalu, yang biasanya teman sekolah lupa dengan momen tersebut, saya masih menyimpan ingatan tersebut dengan mudahnya. Mungkin karena saya suka dengan foto-foto sejarah Indonesia di masa lalu, entahlah yang pasti saya suka mengingat ingatan yang sering dilupakan dan kadang tidak terlalu penting untuk diingat. Apalagi ingatan yang paling membekas di setiap momen kehidupan, sudah pasti akan tersimpan rapi dalam ingatan saya. Oia waktu masih suka menghapal al quran, saya pun punya kemudahan untuk menghapal surat-surat pendek dengan cepat ketika di liqo pekanan. Dalam belajar saya suka mencatat melalui tulisan tangan ketika pemateri memberikan poin poin penting, pencatatan ini saya simpan di buku khusus menuliskan semua materi apapun yang saya anggap penting. Untuk saat ini yang saya lakukan dalam merawat ingatan yakni dengan membaca buku dan mengambil poin mana saja yang dianggap penting, setelah itu saya tulis di blog atau di status media sosial. ...

Sialnya Kita Beda Nasib

Ada banyak yang tidak direncanakan dengan begitu matang mengenai masa depan. Mulai dari punya rumah, kendaraan baru, jumlah anak, tabungan yang harus dimiliki hingga kekayaan yang idealnya dimiliki di usia tertentu. Itu semua hampir blank, saya pikir itu semua ada waktunya dan akan terkumpul ketika uangnya mencukupi, kalau tidak ya biarkan saja, toh tidak semuanya harus dimiliki secara ideal. Hati saya cukup minder pada saat ada teman sekolah di perusahaan tempat bekerja punya jabatan pekerjaan yang lebih mapan dan tinggi. Keminderan ini semakin menguat pada saat melihat adanya gap pendapatan gaji perbulan seolah saya adalah pembantu dan teman adalah majikannya. Mau nangis kayaknya tidak perlu, tapi ingin tertawa takut disangka gila. Lama kelamaan saya mulai overthinking memikirkan kok kita beda nasib ya. Beberapa teman saya mendapatkan kemapanan finansial yang lebih baik sedangkan saya masih pas-pasan, maunya sih saya terlihat kaya raya dengan rumah yang bagus dan kendaraan yang mewah...