Fanatisme kepada agama membuat seseorang menjadi tidak lentur. Terkadang berlebihan sehingga membuat mudah di provokasi dan ngamukkan dengan isu dan konflik keagamaan. Saya pernah bilang ke sahabat di pengajian dan di kantor, mengapa agama dan kitab suci di hina dan ente jadi kaya kesurupan gitu? Jelas toh, agama dan kitab suci itu mulia, suci, tinggi jadi di hina bagaimanapun tidak akan membuatnya berubah derajatnya menjadi hina.
BerAgama dengan sederhana, sesederhana melakukan kebaikan, menghormati yang beda agama, tidak mudah menyalahkan mereka yang berbeda pandangannya. Tidak usah lagi merumit rumitkan dengan kerusuhan, ribut ribut, kegaduhan, kebencian, kemarahan yang tentu membuat gampang ngamukkan. Tersulut sedikit, angkat bendera perang. Apa enggak capek ngeributin yang gitu gitu mulu?
Hati hati lho setelah yang katanya si penista agama di vonis 2 tahun, bagi yang menghina kitab suci agama lain bakal kena pasal hukuman. Banyak ceramah ceramah yang bilang kitab suci A itu bikinan manusia sehingga tidak suci lagi dan kitab suci B lebih original bikinan Tuhan karena ada bukti ilmiah, logis dan tidak ada campur tangan manusia. Kalo ini di viralkan, maka siap siap saja banyak ulama, pendakwah, ustadz yang masuk penjara. Yang pada akhirnya isi berita di tv, demo lagi, sidang pengadilan lagi, sosmed saling rusuh antar pendukung. Apa enggak capek? Sederhana dan istirahatlah sejenak..
Serang, 14 Mei 2017
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar