Kemaren malem saya berbicara cukup lama dan seru sama seorang sahabat yang dulu pernah satu jamaah, kecewa dengan perlakuan para senior, kebijakan yang sepihak, pengajian yang gak ada karena ustadz nya sibuk, dan banyak lagi sejuta cerita yang menguatkan kecewa terhadap jamaah. Dulu saya pernah dalam posisi ini dan saat ini saya sudah sadar bahwa kecewa tidak merubah keadaan yang sudah terjadi. Tidak sudah menyesal pernah bergabung dengan mereka, malah bersyukur sudah memberikan pembelajaran yang berharga.
Rasa kecewa adalah rasa menyesal yang berasal dari masa lalu. Jika di biarkan akan menjadi sampah di pikiran, yang terbaik adalah mensyukuri dan move on untuk mengambil makna indah atas terjadinya pengalaman yang membuat diri lebih waspada dan tidak mengulangi kesalahan yang kedua kalinya. Bangkit untuk tidak lagi berada di bawah bayang bayang masa lalu, hanya karena telah di kondisikan lingkungan, persahabatan, pola pikir, arah perjuangan, dan sepaket ideologi yang ada di dalamnya. Tidak menjadi hobi nyinyir dan generasi baper yang seolah olah gagal move on menyalahkan masa lalu. Be present! Hiduplah saat ini, nikmati dan jalani apapun yang hadir.
Merdeka lah.. Kawan.. Lakukan lah sebebas bebasnya tindakan yang kamu sendiri bisa menakarnya. Orang lain, jamaah tertentu tidak ada yang bisa mengatur kehidupan kita. Hentikan banyak menyalahkan orang lain yang beda paham dan pendapat. Jadilah diri sendiri! tidak ada sekat ideologi, tidak ada aturan dari partai tertentu, bongkar keyakinan mesti ngaji dan jika tidak bukan golongan kami. Toh ujung ujungnya yang menjadikan kamu berhasil hingga saat ini adalah diri kamu sendiri, bantuan keluarga dan teman terdekatmu.
Stay woles en kalem,
Serang, 30042017
Roby Martin
Komentar
Posting Komentar