Langsung ke konten utama

Kenangan, Luka dan Trauma

Ada orang bilang, kenangan masa lalu itu sebaiknya dilupakan, apalagi kalau penuh luka dan trauma. Tapi bagiku, justru kenangan itu bukan untuk dihapus. Ia tetap ada, menempel, kadang muncul tanpa diundang, seperti bayangan di sore hari. Bedanya, aku belajar untuk tidak lagi takut kepadanya.

Aku ingat betul satu masa ketika luka begitu dalam—perasaan ditinggalkan, dikhianati, dan dihancurkan oleh orang yang pernah kupercaya. Awalnya, setiap kali kenangan itu muncul, rasanya seperti dada diremas. Tapi seiring waktu, aku sadar, kenangan ini bisa jadi guru. Trauma memang meninggalkan jejak, tapi jejak itu yang membuatku lebih hati-hati, lebih bijak ketika menghadapi situasi serupa.

Dalam catatan harian, aku sering menulis untuk menenangkan diriku sendiri: “hari ini aku belajar lagi dari masa lalu.” Itu jadi cara paling sederhana untuk berdamai dengan diri sendiri. Aku berhenti berusaha melupakan, karena semakin dilawan, semakin kuat ia menghantui.

Najwa Zebian pernah menulis, “Trauma isn’t something you just ‘get over’. It becomes a part of you, but you get to decide how it shapes you.” Dari situ aku paham, trauma bukan musuh. Ia adalah bagian dari perjalanan, dan kita punya kuasa apakah mau menjadikannya beban atau pelajaran.

Refleksiku hari ini sederhana: jangan buru-buru ingin lupa. Ingatlah, lalu pahami, lalu gunakan kenangan itu sebagai peta agar kita tak jatuh di lubang yang sama. Karena pada akhirnya, luka memang sakit, tapi justru dari situlah kita belajar bertahan.



Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...