Langsung ke konten utama

Ketuhanan Tanpa Tuhan

Beberapa waktu lalu, aku ngobrol sama seorang teman yang bilang, “Aku nggak percaya Tuhan sebagai sosok, tapi aku percaya pada ketuhanan.” Awalnya aku bingung. Tapi setelah dia jelasin, aku paham maksudnya: yang dia maksud bukan menolak nilai-nilai luhur, tapi menolak membayangkan Tuhan sebagai “pribadi” di awan yang memantau hidup kita.

Ketuhanan, kata dia, adalah praktik. Ia bukan soal menghafal nama-nama suci atau memikirkan bentuk Tuhan yang tak pernah kita lihat. Ketuhanan itu ya… ketika kita berlaku adil meski tidak ada yang melihat, ketika kita menolong orang tanpa pamrih, ketika kita menjaga janji walau itu merugikan diri sendiri. Sifat-sifat yang sering kita sebut sebagai “sifat Tuhan”—penyayang, pengampun, adil—itu yang harus kita hidupkan.

Kalau dipikir, banyak orang yang percaya Tuhan tapi jarang menghidupi ketuhanan. Rajin ibadah, tapi mudah marah. Hafal kitab suci, tapi suka menipu. Ketuhanan, dalam arti ini, menjadi lebih nyata daripada Tuhan yang sekadar jadi konsep atau nama dalam buku.

Aku mulai merasa, mungkin dunia akan lebih baik kalau orang fokus pada ketuhanan—pada esensi nilai—daripada sibuk memperdebatkan sosok Tuhan. Karena ketuhanan bisa dirasakan dan dibuktikan lewat tindakan. Ia tidak butuh patung, gambar, atau bahkan definisi pasti.

Ketuhanan tidak menjawab pertanyaan “siapa Tuhan?” tapi menjawab “bagaimana hidup kita seharusnya?”. Dan mungkin, di situlah Tuhan—entah ada atau tidak sebagai sosok—menemukan wujud-Nya: di hati manusia yang mempraktikkan kasih, keadilan, dan kebaikan setiap hari.


Komentar

Tulisan Populer

Apa Beda Suka, Senang, dan Cinta?

Apa beda suka, senang, dan cinta? Selama anda masih belum bisa membedakan ketiga hal itu, maka anda akan salah dalam memaknai cinta. Saya ilustrasikan dalam cerita, Anda membeli hp Android karena melihat banyak teman-teman yang memilikinya dan terlihat keren, saat itu anda berada di wilayah SUKA. Dan suka merupakan wilayah NAFSU. Ketika anda mengetahui fitur, fasilitas dan manfaat Android yang lebih hebat dibandingkan HP jenis lain, maka saat itu anda berada diwilayah SENANG. Dan senang itu tidak menentu, dapat berubah-ubah tergantung kepada MOOD. Saat BOSAN, bersiaplah untuk mengganti HP jenis baru yang lebih canggih. Jadi jelaslah bahwa, Selama ini CINTA yang kita yakini sebagai cinta baru berada dalam wilayah SUKA dan SENANG. BOHONG! Jika anda berkata, gue JATUH CINTA pada pandangan pertama. Sesungguhnya saat itu anda sedang berkata, gue NAFSU dalam pandangan pertama. Mengapa demikian? Karena cinta yang anda maknai baru sebatas SUKA. Suka dengan wajahnya yang cantik, se...

Benturan antara Idealisme dan Realitas

Sendy, sosok aktivis pergerakan mahasiswa yang idealis dan bertanggung jawab dalam memegang amanah di organisasinya. Dalam aksi, dia sering menjadi koordinator lapangan, mempimpin aksi. Mulai dari kebijakan kampus hingga kebijakan pemerintah daerah dan pusat yang tidak memihak kepada rakyat maka Sendy pasti membelanya dengan mengadakan aksi jalanan. Kata-kata yang terlontar dari mulutnya saat orasi, seolah menghipnotis yang mendengarnya, karena di bawakan dengan semangat dan mampu menggerakan massa dengan baik. Selang 6 tahun, saat ia meninggalkan kehidupan kampus dan menjadi pengusaha. Sendy menjadi opportunis dan pragmatis. Mengapa? Karena uang lah yang menjadi segalanya, dan kepentingan lah yang menjadi prioritasnya. Bukan karena lupa nya idealisme yang ia pegang selama ia jadi mahasiswa, namun semuanya berubah ketika uang berbicara. Apalagi saat ini Sendy telah berkeluarga dengan Fenny, aktivis pergerakan mahasiswi yang satu organisasi dengannya. Sendy dan Fenny memiliki 3 ora...